TRIBUNBANYUMAS.COM, ANKARA – Pihak berwenang Turki menangkap 113 orang terkait bangunan runtuh dan hancur akibat gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang Senin (6/2/2023).
Mereka dinilai bertanggung jawab atas keandalan beberapa bangunan di zona gempa Turki yang runtuh, hingga mengakibatkan banyak orban Jiwa.
Hingga Minggu (12/2/2023), korban tewas akibat gempa tersebut di Turki dan Suriah mencapai lebih dari 34 ribu jiwa.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan, pihak berwenang sudah menangkap 113 tersangka.
Oktay menuturkan, ada 131 tersangka yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa bangunan dari ribuan bangunan yang runtuh di zona gempa.
"Perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk 113 dari mereka," kata Oktay kepada wartawan dalam briefing di pusat koordinasi penanggulangan bencana Turkiye di Ankara, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Ahli Geologi Ungkap Penyebab Banyak Bangunan Luluh Lantak akibat Gempa Turki-Suriah
Baca juga: Hanya Sempat Bawa HP, Mahasiswa Asal Semarang di Turki Mengaku Butuh Bantuan Pakaian Pascagempa
"Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat sampai proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka," sambung Oktay.
Dia berujar, Kementerian Kehakiman Turki sudah membentuk biro investigasi kejahatan gempa bumi di zona gempa untuk menyelidiki kematian dan cedera.
Menteri Lingkungan Turki Murat Kurum mengatakan, 24.921 bangunan telah runtuh atau rusak berat akibat gempa berdasarkan penilaian terhadap lebih dari 170.000 bangunan.
Enam hari setelah gempa mengguncang, tim penyelamat masih melakukan pencarian korban selamat di reruntuhan gedung dan bangunan.
Hingga Minggu, korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah dilaporkan mencapai setidaknya 34.179 jiwa.
Pusat Koordinasi Darurat Turki melaporkan, korban tewas akibat gempa di negara tersebut mencapai 29.605 jiwa.
Oposisi menyerang
Partai oposisi menuduh pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak serius dalam menegakkan aturan mengenai bangunan.
Oposisi juga menyebut, pemerintah salah membelanjakan pajak khusus yang dipungut setelah gempa bumi besar terakhir pada 1999 untuk membuat bangunan lebih tahan terhadap gempa.
Baca juga: Turki dalam Keadaan Darurat: Terjadi Bentrok dan Penjarahan akibat Stok Makanan Menipis Pascagempa
Baca juga: KBRI Ankara Evakuasi 123 WNI Terdampak Gempa Turki: 2 Terapis Spa Masih Dicari