Gempa Turki

Hanya Sempat Bawa HP, Mahasiswa Asal Semarang di Turki Mengaku Butuh Bantuan Pakaian Pascagempa

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki Kahramanmaras Hammam Ishthifaulloh mengaku butuh bantuan pakaian pascagempa di Turki.

Penulis: Muhammad Fajar Syafiq Aufa | Editor: rika irawati
TRIBUNNEWS/Dok KBRI Ankara
Warga negara Indonesia terdampak gempa Turki dievakuasi KBRI Ankara di Wisma Duta Ankara, Rabu (8/2/2023). Mahasiswa di pengungsian mengaku membutuhkan bantuan pakaian pascagempa Turki. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki Kahramanmaras Hammam Ishthifaulloh mengungkap terbatasnya pakaian warga negara Indonesia (WNI) setelah terdampak gempa pada Senin (6/2/2023).

Mahasiswa asal Kota Semarang yang sedang menempuh pendidikan S1 di Kahramanmaras Sutcu Imam University, Turki, ini mengaku tak sempat membawa banyak pakaian saat menyelamatkan diri dari gempa.

"Kalau untuk barang saya sendiri, cuman handphone sama badan saya yang saya selamatkan, kemarin, dan enggak sempat balik lagi ke apartemen karena sudah bahaya juga untuk masuk."

"Sudah sangat parah kalau masuk apartemen, takutnya kenapa-kenapa kalau balik (ke apartemen)," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (12/2/2023).

Baca juga: Turki dalam Keadaan Darurat: Terjadi Bentrok dan Penjarahan akibat Stok Makanan Menipis Pascagempa

Baca juga: KBRI Ankara Evakuasi 123 WNI Terdampak Gempa Turki: 2 Terapis Spa Masih Dicari

Mahasiswa jurusan ekonomi itu mengatakan, untuk pakaian, masih agak sedikit kurang karena terbatasnya bantuan donasi.

"Pakaian masih agak sedikit kurang, cuman baru dapat beberapa," katanya.

Pasca-musibah itu, Hammam bersama sekira 100 orang mahasiswa Indonesia lain, sementara tinggal di wisma KBRI Turki.

"Kami tidak tahu di KBRI berapa lama, nah untuk itu, bantuan sangat kami perlukan, seperti baju," ucapnya.

"(Sedangkan untuk) makanan, alhamdulillah tiap hari sudah dikasih sama KBRI jadi insyaallah cukup kalau untuk makanan," imbuhnya.

Hammam Ishthifaulloh, mahasiswa Kahramanmaras Sutcu Imam University, Turki, asal Kota Semarang, menceritakan kondisinya pascagempa Turki, Sabtu (11/2/2023).
Hammam Ishthifaulloh, mahasiswa Kahramanmaras Sutcu Imam University, Turki, asal Kota Semarang, menceritakan kondisinya pascagempa Turki, Sabtu (11/2/2023). (Istimewa/Dok Pri)

Kampus yang ia gunakan untuk menempuh pendidikan S1 juga masih libur samapai waktu yang belum diketahui.

"Libur, kampus saya juga dibuat untuk posko penginapan korban bencana," bebernya.

"(Libur kuliah) baru dikasih waktu sampai tangal 20 Februari ini,dan setelah tangal 20 Februari, mungkin ada pengumuman baru lagi apakah segera lanjut atau bakal lama," jelasnya.

Hingga kini, ia masih menunggu kabar mengenai perkuliahan kendati sejumlah temannya sudah ada yang memiliki rencana pulang ke Indonesia.

"Kalau teman-teman mahasiswa sendiri, beberapa ada yang merencanakan untuk pulang dulu ke Indonesia sambil menenangkan diri dan sambil menunggu kabar kuliah lagi," ungkapnya.

Ia menambahkan, pihak KBRI juga telah membantu mengurus paspor-paspor yang hilang karena terdampak gempa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved