Gempa Turki 2023

Ahli Geologi Ungkap Penyebab Banyak Bangunan Luluh Lantak akibat Gempa Turki-Suriah

Seorang ahli geologi mengungkapkan penyebab gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,6 yang mengguncang Turki dan Suriah bisa menghancurkan ribuan bangun

|
Editor: Pujiono JS
Satellite image 2023 Maxar Technologies / AFP
Gambar satelit selebaran milik Maxar Technologies menunjukkan bangunan yang runtuh di Antakya, Turki pada 8 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 yang melanda wilayah tersebut pada 6 Februari 2023. - Jumlah korban tewas akibat gempa besar yang melanda Turki dan Suriah meningkat di atas 12.000 pada 8 Februari 2023, saat tim penyelamat berlomba untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah puing-puing dalam cuaca yang membekukan. Para pejabat dan petugas medis mengatakan 9.057 orang tewas di Turki dan 2.992 di Suriah dari gempa berkekuatan 7,8 pada Senin, sehingga total menjadi 12.049. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Seorang ahli geologi mengungkapkan penyebab gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,6 yang mengguncang Turki dan Suriah bisa menghancurkan ribuan bangunan pada Senin (6/2/2023).

Wilayah Turki selatan yang menjadi pusat gempa tampak lebih parah menderita kerusakan.

Sekitar 6.000 hingga 7.000 bangunan runtuh pada saat gempa mengguncang wilayah Turki dan Suriah.

Baca juga: 20.000 Orang Diperkirakan Telah Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah

Baca juga: UPDATE Gempa Turki: Korban Tewas Lebih dari 16 Ribu, Korban Warga Suriah Dipulangkan ke Negara Asal

Baca juga: KBRI Ankara Evakuasi 123 WNI Terdampak Gempa Turki: 2 Terapis Spa Masih Dicari

Seorang insinyur geologi dari Istanbul Technical University, Profesor Okan Tuysuz mengungkapkan alasan mengapa banyak bangunan yang hancur akibat gempa di Turki.

Menurut Tuysuz, antara gempa dan bangunan yang tidak memenuhi standar konstruksi modern, merupakan kombinasi yang tragis.

"Kami menghadapi gempa bumi yang sangat besar di sini," kata Tuysuz kepada Al Jazeera.

"Yang pertama kira-kira setara dengan pelepasan energi dari ledakan sekitar 5 juta ton TNT. Yang kedua setara dengan 3,5 juta ton."

"Sebagian besar bangunan akan berjuang untuk menahan kekuatan seperti itu," ungkapnya.

Perkataan Tuysuz ini diamini oleh insinyur sipil dan presiden Asosiasi Retrofit Gempa Turki, Sinan Turkkan.

"Gempa bumi tidak hanya sangat kuat, tetapi juga terjadi secara berurutan," jelas Turkkan.

"Banyak bangunan hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama tetapi runtuh setelah gempa kedua," lanjutnya.

Sementara mempertimbangkan bahwa getaran sebesar ini secara berurutan akan menimbulkan risiko bagi bangunan mana pun, para ahli menggarisbawahi bahwa tragedi dalam skala ini sama sekali tidak dapat dihindari.

"Menurut perkiraan resmi, 6.000 hingga 7.000 bangunan runtuh pada hari Senin."

"Betapapun kuatnya, tidak ada gempa yang dapat menyebabkan kerusakan sebanyak ini jika semua bangunan memenuhi standar," ujar Turkkan.

Pada hari Rabu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membela persiapan dan tanggapan pemerintahnya terhadap gempabumi selama kunjungan ke zona bencana.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved