TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Korem 071/Wijayakusuma bersama Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto berkolaborasi ambil bagian dalam penanganan stunting atau gagal tumbuh anak di Banyumas.
Satu di antaranya, lewat penyediaan beras berprotein tinggi dari padi Inpago Unsoed Protani.
Kamis (8/12/2022), Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga bersama Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto Prof Dr Sakhidin menanam padi kualitas unggul Protani dan Protangguh itu di Desa Banjarsari, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Padi varietas unggul ini ditanam di lahan seluas satu hektare, yang merupakan lahan percontohan padi kelompok tani desa setempat.
"Ini adalah upaya bersama menghasilkan varietas padi yang bagus demi mengurangi angka stunting di Banyumas yang mencapai kurang lebih 11 ribuan anak," kata Danrem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Yudha Airlangga, di sela kegiatan.
Baca juga: Kasus Stunting Banyumas Tembus 5000 Anak, Bupati Husein Minta OPD Turun Tangan Lakukan Penanganan
Baca juga: Kumpulkan Dandim di Banyumas, Danrem 071 Wilayakusuma Pastikan Kesiapan Prajurit Antisipasi Bencana
Sementara itu, dosen Program Studi Agroteknologi Kelompok Bidang Keilmuan Permuliaan Tanaman Unsoed Purwokerto, Prof Totok Agung Dwi Haryanto mengatakan, padi protein tinggi Inpago merupakan hasil riset tim yang diketuai Dyah Susanti SP, MP.
Prof Totok merupakan satu di antara anggota dalam tim ini.
Prof Totok mengatakan, varietas unggul baru padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani memiliki beragam keunggulan. Di antaranya, daya hasil tinggi kurang lebih 9 ton per hektare, tanamannya pendek, tahan rebah, dan tahan terhadap penyakit.
Selain itu, varietas unggul baru padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani memiliki kandungan protein beras yang tinggi, yakni 9–13 persen, tekstur nasi pulen, dan kandungan zat gizi Zn sebesar 27ppm.
"Padi Inpago Unsoed Protani ini merupakan hasil seleksi persilangan padi yang disukai petani, yaitu Ciherang dengan G 39," terangnya.
Prof Totok menambahkan, padi berprotein tinggi ini juga tahan hama dan penyakit tanaman.
"Inpago Unsoed Protani termasuk kategori agak tahan, sampai tahan terhadap empat ras penyakit blas yang diakibatkan oleh jamur Pyricularia grisea," jelasnya.
Baca juga: Sudah Diumumkan Gubernur! Berikut Besaran UMK Banyumas untuk Tahun 2023
Baca juga: Siap-siap! Mulai 2023, Parkir di Tempat Umum di Banyumas Bakal Menggunakan Sistem e-Parkir
Dilanjutkannya, karakteristik tanaman yang pendek, sekitar 96 sentimeter, membuatnya tidak berisiko rebah saat terjadi hujan angin.
Prof Totok berharap, Inpago Unsoed Protani dapat dikembangkan secara luas untuk membantu meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
Padi ini termasuk varietas unggul nasional yang dibuktikan lewat surat keputusan (SK) Menteri Pertanian tertanggal 13 Oktober 2020, yang sekaligus menandai rilisnya Inpago Unsoed Protani.
"Benih padi varietas unggul baru ini sudah mendapatkan dasar hukum untuk diperbanyak, diproduksi secara luas, dan dapat bersifat komersial melalui pengawasan dan sertifikasi lembaga yang berwenang, dalam hal ini Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB)," paparnya.
Prof Totok juga berharap, kehadiran Inpago Unsoed Protani tak hanya berkontribusi pada upaya ketahanan pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga membantu mengatasi permasalahan gizi masyarakat. (*)
Baca juga: UMK Cilacap Tahun 2023 Dipatok Rp 2,3 Juta, Disnakerperin Segera Sosialisasikan ke Pengusaha
Baca juga: Pencarian Pilot Helikopter Jatuh di Belitung Timur Diperpanjang hingga 18 Desember, Tim Lebih Kecil
Baca juga: UPDATE Tiga Rumah dan Satu Sekolah Rusak Akibat Gempa Sukabumi 5,8 M, Tak Ada Korban Jiwa
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Kamis 8 Desember 2022: Tetap!