TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Anggota Komisi E DPRD Jateng, Mawahib Afkar menilai, micro lockdown di tingkat RT dan RW adalah yang paling tepat diterapkan di Kabupaten Kudus saat ini.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 di Kudus melonjak beberapa waktu terakhir ini.
Segala upaya pun dilakukan pemerintah, termasuk TNI dan Polri untuk menekan penyebaran Covid-19 semakin meluas.
Baca juga: Kantor Kelurahan Bambankerep Kosong saat Jam Kerja Mulai, Wali Kota Semarang: Pagi-pagi Kena Prank
Baca juga: Kios Judi Togel Menjamur di Candisari Kota Semarang, Satpol PP Turun Tangan
Baca juga: Kemenkes Ambil Sampel 75 Pasien Corona di Kudus, Antisipasi Merebaknya Virus Covid Varian Baru
Baca juga: 7 TNI Diterjunkan di Setiap Desa Berstatus Zona Merah di Kudus, Ingatkan Warga Terapkan Prokes
"Kami kira PPKM mikro di kampung, dengan micro lockdown yang paling tepat dilakukan."
"Itu untuk mengurangi intensitas dan mobilitas warga."
"Bukan lockdown se-kabupaten yang akan mematikan perekonomian warga," kata Mawahib kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (4/6/2021).
Legislator asal Kudus ini juga menegaskan dalam penanggulangan Covid-19 di Kota Kretek tersebut, dibutuhkan peran kelompok masyarakat.
Desa dan RT maupun RW punya peran penting dalam penanggulangan Covid-19.
Peran kelompok masyarakat yang dimaksud juga termasuk instansi swasta, lembaga masjid, dan pengajian yang diharapkan menjadi garda terdepan.
Yakni untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan.
"Semua instansi dibutuhkan sumbangsihnya."
"Instansi tidak hanya berdiri pada istansi negara, tapi juga instansi swasta atau perusahaan-perusahaan."
"Persoalan ini bukan milik pemerintah semata, tapi juga tokoh masyarakat dan kiai kampung," ucap politikus Partai Golkar ini.
Menurutnya, edukasi kepada masyarakat sangat penting dan itu bisa terwujud jika ada jaringan antarkelompok masyarakat.
Ia berargumen penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Kudus lantaran masih minimnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
"Di kotanya, okelah mereka taat."
"Tapi hal berbeda ketika di desa-desa di Kudus, mereka abai untuk memakai masker, jaga jarak, dan sebagainya."
"Dibutuhkan kesadaran akan hal itu," ujarnya.
Kesadaran dari masyarakat, kata dia, merupakan langkah yang tercepat untuk mengurai tingginya kasus di Kudus.
"Upaya tercepat yang bisa dilakukan yakni kesadaran masyarakat untuk ditingkatkan."
"Semua elemen merupakan ujung tombak untuk memberikan edukasi dan meyakinkan kepada masyarakat."
"(Masyarakat) yang percaya (Covid-19) beri contoh, yang tidak percaya tidak perlu provokasi," sebutnya.
Pria yang pernah duduk di kursi DPRD Kudus ini juga menyoroti tingginya tingkat keterisian rumah sakit.
Menurutnya, sumber daya yang ada harus dikeluarkan.
Misalnya, pemerintah membangun ruang isolasi darurat, hotel dibuka untuk isolasi, lantaran ada beberapa hotel milik pemerintah.
Selain itu, sesuai arahan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, rumah sakit di wilayah sekitar juga harus membuka pintu untuk merawat pasien Covid-19 dari Kudus.
Mawahib menilai, dengan begitu, pastinya ada daerah yang menerima pasien dari Kudus khawatir data di daerahnya meningkat.
"Karena ini pandemi, kami kira kabupaten sekitar Kudus juga takut akan muncul klaster baru jika membuka pintu untuk pasien Covid-19 dari Kudus."
"Sehingga, butuh kesadaran semua pihak," tandasnya.
Dia pun mengapresiasi Bupati Kudus, Hartopo yang tegas menutup dua wisata religi hingga waktu yang tidak ditentukan atau menunggu kasus mereda.
Kehadiran wisatawan berpotensi membawa virus.
"Ada situasi dilema juga saat mal dibuka, pasar tradisional ditutup, harus bijak."
"Kami prihatin mal ngutel (ramai), pasar trandisional diketat," imbuhnya. (Mamduh Adi)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Catat Tanggalnya, Jadwal PPDB SD dan SMP di Karanganyar, Tersedia Empat Jalur Penerimaan
Baca juga: Kebijakan Bupati Kebumen: Sekolah Wilayah Zona Hijau Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Puluhan Nakes RSUD Cilacap Bukan Terpapar Virus Varian Baru, Hasil Tes Laboratorium UGM Yogyakarta
Baca juga: Mikro Lockdown Diberlakukan di Polsek Cilongok Banyumas, 21 Anggota Polisi Terpapar Covid-19