TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kabupaten Banyumas tak kunjung usai.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak) Banyumas kembali turun ke jalan pada Selasa (27/10/2020).
Kali ini mereka tidak hanya menyampaikan orasi, massa terlihat menggunakan pakaian batik dan melakukan demo masak.
Tema aksi kali ini, mereka mengangkat tema 'Pernikahan antara Pemerintahan dengan Oligarki'.
Baca juga: Mulai Besok, Pemkab Banyumas Aktifkan 4 Pos Check Point Warga Luar Daerah di Perbatasan
Baca juga: Kebakaran di Pabrik Kasur Busa Kalibagor Banyumas, Pekerja Melihat Api Muncul dari Belakang Gudang
Baca juga: Satu Guru SMA Negeri di Banyumas Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Suami
Baca juga: Operasi Zebra Candi Banyumas Digelar Hingga 8 November, Polisi Sasar Motor Berknalpot Brong
"Temanya kami kondangan ke Pemkab Banyumas."
"Itu karena pemerintah daerah menikah dengan oligarki, bukan dengan masyarakat," ujar Koordinator aksi, Fakhrul Firdausi kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (27/10/2020).
Saat akan menuju kantor DPRD dan Bupati Banyumas, aksi longmarch mahasiswa sempat terhenti.
Karena terhenti, massa melakukan aksi di Jalan Jenderal Sudirman depan alun-alun Purwokerto.
"Baiklah kami dipusatkan di sini karena di depan Pemkab ada kegiatan masyarakat."
"Tim lobi kami akan masuk," katanya.
Saat menggelar aksi, massa juga melakukan demo masak.
"Bupati bilang tidak usah demo, demo masak saja."
"Maka dari itu kami demo masak saja di sini," tambahnya.
Koordinator aksi, Fakhrul Firdausi mengatakan, masih banyak pelanggaran terkait Omnibus Law.
Mereka merasa tidak ada etikad baik dari Pemkab Banyumas untuk mengatakan secara tegas ikut menolak UU Cipta Kerja.