TRIBUNBANYUMAS.COM,SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan hasil survei tingkat kepatuhan warga Jateng terhadap protokol kesehatan.
Protokol kesehatan dilakukan agar terhindar dari penularan virus corona Covid-19.
"Hasilnya, masyarakat kita ternyata mau, suka cuci tangan, namun mereka tidak jaga jarak (physical distancing)," kata Ganjar saat menjadi pembicara pada webinar yang diadakan Sekolah Pascasarjana Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang, Sabtu (1/8/2020).
Menurutnya, jaga jarak atau menghindari kerumunan harus dilakukan di berbagai tempat, baik tempat kerja, rumah makan, dan sebagainya.
Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan hasil survei tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Pertanyaan yang diajukan, terkait tindakan masyarakat saat beraktivitas di tengah pandemi ini. Selain itu, juga ditanyakan perlengkapan yang dipakai untuk upaya pencegahan virus corona Covid-19.
Survei dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
"Gambaran survei, contohnya seperti ini, pertanyaan terkait seberapa sering mencuci tangan pakai sabun. Ternyata, banyak yang sudah melakukan. 93 persen menjawab cuci tangan pakai sabun," kata Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, Minggu (2/8/2020).
• Tak Mau Pakai Masker, Pedagang di Alun-alun Hanggawana Slawi Diminta Libur Jualan
• Ganjar Ungkap ada Kepala Daerah yang Sembunyikan Data Covid-19 Demi Citra Politik
• Angka Kematian Akibat Covid-19 Naik Signifikan di Jateng, Ganjar Sebut Data Belum Diperbarui
Kemudian, terkait akses memperoleh hand sanitizer, baik itu membeli atau pun menerima dari pihak lain. Sebanyak 85 persen warga Jateng sudah memiliki akses.
Lalu, pertanyaan apakah selama pandemi menghindari untuk menyentuh wajah, mata hidung, dan mulut dengan tangan, 91 persen lebih mengatakan menghindari atau mengurangi sentuhan.
"Pertanyaan lain, selama pandemi apakah melakukan jabat tangan atau berpelukan dengan teman atau saudara. ternyata, 90 persen mengatakan tidak," terangnya.
Lalu, ada pertanyaan kepada siapa melakukan jaga jarak minimal satu meter. Kebanyakan mereka melakukan jaga jarak terhadap tetangga, teman.
Serta, dengan orang-orang yang biasanya mereka temui semisal tukang sayur, pedagang di pasar, dan sebagainya.
• Penonton Tak Pakai Masker dan Jaga Jarak, Bupati Tegal Hentikan Sementara Simulasi Hajatan
• Gara-gara Tak Pakai Masker, 79 Warga di Salatiga Dihukum Push Up
• Jamaah Tak Bermasker Dilarang Ikut Salat Iduladha di Masjid Baiturrahman Semarang
Namun, mereka kebanyakan tidak menjaga jarak dengan keluarga inti. Misalnya suami, istri, dan anak. Hanya 20 persen yang menjaga jarak dengan keluarga inti di rumah.
"Artinya apa? ya 80 persen tidak menjaga jarak dengan keluarga inti di rumah. Lalu, dengan keluarga besar, hanya 54 persen yang menjaga jarak," katanya.
Lalu, terkait waktu kapan memakai masker, 81 persen menjawab saat bertemu orang dan 96 persen saat keluar rumah. Namun, 90 persen warga tidak memakai masker.
Yulianto menjelaskan, meskipun pandemi diketahui dari survei masih ada warga yang menghadiri kegiatan kemasyarakatan. Antara lain pertemuan RT, arisan, kerja bakti, siskamling. Persentasenya ada hingga 20 persen yang mengikutinya. (mam)