TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Selain peningkatan jumlah kasus pasien positif Covid-19, di Kabupaten Kendal tercatat mengalami peningkatan pasien demam berdarah dengue (DBD).
Sepanjang 2020, tercatat sudah ada 130 kasus DBD yang terlaporkan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal.
Jumlah tersebut menyebar merata di tiap kecamatan.
• Pantai Cahaya Kendal Sudah Dibuka, Pengunjung Wajib Scan Barcode Saat Beli Tiket
• Bantuan Sembako Pemkab Kendal Disorot Dewan, Diduga Belum Tepat Sasaran Karena Ini
• 1.886 Orang Tercatat Sebagai Pemilih Pemula dalam Pilbup Kendal
• Istri Sopir Truk Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pemkab Kendal Segera Datangkan Alat Swab
Hanya saja terdapat 3 kecamatan yakni Kecamatan Kota Kendal, Kaliwungu, dan Boja sebagai penyumbang pasien DBD terbanyak.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Kendal, Muntoha mengatakan, di Kecamatan Kaliwungu tercatat 14 kasus.
Lalu masing-masing 15 kasus di Kecamatan Kota Kendal dan Boja.
Katanya, selain 3 kecamatan tersebut, persebaran kasus DBD di Kendal hampir merata di semua kecamatan.
Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus bagi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan dari penyakit DBD.
"Persebarannya merata, hampir di semua kecamatan ada, tertinggi ada di Kecamatan Boja, Kota Kendal dan Kaliwungu."
"Tetapi ada dua kecamatan yang nol kasus DBD yakni Kecamatan Plantungan dan Pageruyung," kata Muntoha kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, sejumlah data tersebut merupakan kumpulan data yang diberikan petugas Puskesmas di 20 kecamatan.
Meski tren kasus naik, Muntoha bersyukur hingga kini tidak terdapat pasien yang meninggal karena DBD.
"Kalau Covid-19 kan ada yang meninggal. Tetapi DBD, Alhamdulillah tidak ada."
"Kami coba maksimalkan pelayanan dan telah instruksikan agar petugas medis tidak mengesampingkan pasien DBD," ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, pihak Dinkes Kabupaten Kendal sudah melakukan fogging sebanyak 130 kali di 65 tempat.
Selain itu, pihaknya berharap adanya kesadaran masyarakat agar melakukan pencegahan dengan memberantas jentik-jentik nyamuk.
Hal tersebut dinilai sangat efektif untuk membunuh nyamuk dan memotong perkembangbiakannya.
Seperti contoh, mengubur, menguras dan menutup bak penampungan air.
Mengalirkan genangan air, dan menaburkan abate pada setiap bak penampungan air.
"Yang terpenting adalah jentik nyamuk."
"Karena kerap masyarakat menyepelekan jentik nyamuk."
"Sering-sering melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)."
"Bagi yang membutuhkan abate bisa langsung datang ke Puskesmas setempat tanpa dipungut biaya," katanya.
Kasi P3M Dinkes Kabupaten Kendal, Bambang Wiryawan menambahkan, penyakit DBD merupakan penyakit yang sering terjadi pada musim penghujan.
Meski begitu, ia mengingatkan kasus BDB bisa saja terjadi dan meningkat pada musim kemarau atau panas.
Kata Bambang, biasanya kasus DBD terjadi pada akhir hingga awal tahun.
Namun pada 2020, peningkatan kasus mulai terjadi sepanjang Mei hingga diperkirakan pada November.
Pihaknya pun meminta kerjasama masyarakat dengan petugas kesehatan agar tren kasus DBD kembali menurun.
"Memang saat ini petugas lagi fokus penanganan Covid-19, namun tidak boleh lengah dengan kasus DBD."
"Cara yang paling tepat dan efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN)."
"Dan itu semua juga butuh kesadaran masyarakat untuk itu," jelasnya. (Saiful Ma'sum)
• Dinkes Jateng: TBC Lebih Mematikan Dibandingkan Virus Corona, Berikut Ini Bukti Datanya
• 17 Kecamatan di Jateng Belum Miliki SMA Negeri: Ganjar: Kami Mau Uji Coba Sekolah Jarak Jauh
• Candi Cetho Karanganyar Sudah Dibuka Lagi, Sementara Hanya Terima Wisatawan Asal Jateng-DIY
• Tegal Jadi Pusat Distribusi Narkoba Wilayah Pantura Barat Jateng, Ini Penjelasan BNN