Berita Cilacap

Giatkan Tracing Penyebaran Virus Corona, Dinkes Cilacap Masih Butuh Banyak Alat Rapid Test

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Seorang tenaga medis memperlihatkan alat bernama rapid test.

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Sekira 125 tenaga kesehatan di Kabupaten Cilacap menjalani rapid test.

Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi sejak dini terkait semakin meluasnya wabah virus corona di kalangan tenaga kesehatan.

Seperti diketahui, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi menyatakan kini total ada sekira lima pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia.

Bertambah Satu, Pasien Positif Corona di Tegal, Jumadi: Masuk RS Sejak 3 April

Imbas PSBB Jakarta, PT KAI Daop IV Semarang Batalkan 14 Perjalanan, Harga Tiket Dikembalikan Utuh

Warga Ngadirgo Semarang Keberatan Ada TPU Khusus Pasien Corona, Berikut Dua Alasan Utama Mereka

Mesin Pengangkut Batubara Terbakar, PT SBI Cilacap: Operasional Dihentikan Sementara

Terakhir pada Rabu (8/4/2020) di RSUD Cilacap.

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap mengumumkan empat warga Cilacap positif corona.

Saat ini keempat pasien positif corona tersebut dirawat di ruang isolasi RSUD Cilacap

Berkait tenaga kesehatan, Menurut Pramesti, rapid test tersebut sudah dilakukan.

Secara rinci, 95 adalah tenaga kesehatan di Dinkes dan 30 RSUD Cilacap.

125 tenaga kesehatan itu adalah orang yang pernah kontak dengan pasien positif corona.

Termasuk juga kontak dengan PDP Kabupaten Cilacap.

Saat dikonfirmasi Tribunbanyumas.com, Jumat (10/4/2020), mengenai hasil rapid test tersebut, Pramesti enggan memberikan jawaban.

"Hasil rapid test mohon maaf tidak kami dipublikasikan."

"Karena itu belum sepenuhnya punya arti sama dengan yang ditampilkan," kata Pramesti.

Menurut Pramesti, apabila hasil rapid test negatif juga belum tentu negatif.

Termasuk bila hasil rapid test positif belum tentu Covid-19.

Seluruh Provinsi di Indonesia Kini Sudah Terpapar Virus Corona

Mohon Maaf, Pendaftaran Pernikahan Sementara Tidak Dilayani, Kota Tegal Berlaku Mulai 1 April

Daftar Kartu Prakerja Bisa Mulai Besok, Simak Syarat dan Tahap Mendapatkannya

Pemkab Banjarnegara Siapkan Lahan 1 Hektare, Makamkan Jenazah Pasien Virus Corona

"Kalau nanti diumumkan, malah pada heboh, dan apalagi jika ternyata bukan."

"Kalau hasil rapid test positif, harus diulang swab. Kalau hasil swab positif kedua, barulah kami berani umumkan."

"Kemudian yang negatif juga jangan senang dahulu, kalau muncul gejala ya harus diswab lagi," ujar Pramesti.

Lebih lanjut Pramesti memaparkan, rapid test yang diperiksa itu bukan kuman atau virusnya, melainkan antibodi di dalam badan.

Apabila swab memang untuk melihat virus pada tubuh pasien bersangkutan.

Antibodi seseorang tidak langsung muncul ketika seseorang terinfeksi.

"Jadi kalau seorang terinfeksi virus, hari pertama sampai ketujuh antibodinya belum muncul."

"Kalau diperiksa rapid test hari pertama ya negatif. Padahal setelah hari ketujuh muncul antibodinya."

"Kalau seorang positif, positif dia di hari kesembilan dan kesepuluh," terangnya.

Pramesti akan mengusahakan semua tenaga kesehatan yang pernah menangangi pasien corona akan menjalani rapid test.

Tapi memang sampai saat ini terkendala keterbatasan alat tersebut.

"Karena belum ada dropping lagi dari Pemprov Jateng. Bila kami ini melihatnya sudah mendesak dilakukan rapid test pada beberapa hasil tracing."

"Kami atas izin Sekda dan ketua gugus, kami adakan pengadaan rapid test."

"Semoga dapat disetujui dan alat tersebut dapat segera kami terima," pungkasnya. (Muhammad Yunan Setiawan)

Apapun Bisa Disulap Jadi RS Darurat Covid-19, Ganjar: Terpaksanya Tenda Bisa Digunakan

Sudah Pulang Dinyatakan Sembuh, PDP Wanita Asal Mrebet Purbalingga Meninggal Hari Ini

New York Mulai Gali Kuburan Massal, Tercatat Kasus Virus Corona Tertinggi di Dunia

Satu Lagi, PDP Terkonfirmasi Positif Corona di Banyumas, Riwayat Pernah Jenguk Pasien Asal Cilacap

Berita Terkini