Upaya penanggulangan penyebaran virus itu pun akan semakin sulit ke depannya.
"Kalau desa tidak ikut bergerak untuk menanggulangi ini. Menunggu banyak ODP dampaknya nanti luar biasa," katanya.
• Pacar Pasien Positif Corona Kabur di Purbalingga, Kapolsek Rembang Pastikan Hoaks, Berikut Faktanya
• Khasiat Kayu Bajakah Kalimantan dan Ciu Wlahar, Bahan Membuat Hand Sanitizer Cegah Virus Corona
• Lockdown Local Full Bakal Diberlakukan di Tegal, Wali Kota: Dilematis Tapi Lebih Baik Saya Dibenci
• Pasien Positif Virus Corona Jateng Naik Dua Kali Lipat, Ganjar Minta Ketegasan Kepala Daerah
Paguyuban Diaspora Jateng
Kebijakan tersebut juga diperkuat dengan yang sedang dilakukan Pemprov Jateng.
Pemprov meminta agar para perantau yang ada di Jabodetabek untuk tidak pulang terlebih dahulu.
Hal itu dimaksudkan sebagai bagian mengantisipasi sekaligus memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
'Nek Bisa Ora Usah Mudik, Ben Virus Corona Ne Ora Piknik'
Begitu tulisan imbauan dari Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah melalui media sosial.
Kepala Badan Penghubung Jateng, Moh Wachju Alamsyah menuturkan, pihaknya baru sebatas memberikan imbauan untuk tidak pulang kampung.
Belum ada larangan tegas dari pemerintah agar diaspora Jateng tidak melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.
"Kami imbau kepada masyarakat Jawa Tengah di Jabodetabek."
"Imbauan ini kami sebar melalui media sosial (medsos) dan paguyuban masyarakat Jateng," kata Alamsyah kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (27/3/2020).
Menurutnya, biasanya imbauan seperti itu akan tersebar di seluruh anggota paguyuban.
Dari paguyuban masyarakat Jawa Tengah bakal diteruskan ke paguyuban masyarakat tingkat kabupaten/kota.
Pihaknya kesulitan ketika mendata keseluruhan warga Jawa Tengah yang ada di Jabodetabek.