Berita Jateng

Biaya Pendidikan Sumbang Inflasi Jateng, Masuk SD Swasta di Semarang Butuh Rp27 Juta

Biaya pendidikan menyumbang inflasi Jawa Tengah pada Juli 2025. Biaya pendidikan SD swasta di Kota Semarang tembus Rp27 juta.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/REZANDA AKBAR
SUASANA MPLS - Suasana masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) siswa baru di SMAN 3 Semarang, Senin (14/7/2025). Biaya pendidikan menyumbang inflasi di Jateng bulan Juli 2025. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Biaya pendidikan menjadi salah satu penyumbang inflasi Jawa Tengah pada Juli 2025. 

Di tahun ajaran baru ini, biaya masuk SD swasta di Kota Semarang tembus Rp27 juta.

Karindra, satu di antara orangtua siswa mengatakan, biaya Rp27 juta dia keluarkan untuk anaknya yang masuk SD swasta berbasis agama.

Biaya itu lebih murah lantaran pendaftaran dilakukan saat gelombang pertama, atau sebelum tahun ajaran baru.

"Aku sudah mendaftarkan anakku jauh sebelum tahun ajaran baru. Daftar gelombang pertama, sekitar Desember, karena ada diskon besar," ujarnya, Rabu (6/8/2025). 

Karindra memilih sekolah swasta karena alasan zonasi dan ingin anak juga fokus pada pendidikan agama.

Baca juga: Cek Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Jateng 2025, Rp 25 Triliun untuk Apa Saja

Tahun ini, Karindra harus membayar Rp27 juta untuk anaknya yang masuk SD dan Rp28 juta untuk anaknya yang masuk SMP.

Namun, karena mendaftar lebih awal, dia mendapat potongan biaya hingga Rp5 juta per anak, atau total Rp10 juta.

"Kalau sudah niat masuk sekolah swasta, lebih baik daftar lebih awal. Hematnya lumayan," ucapnya.

Karin mencatat, adanya tren kenaikan biaya pendidikan

Enam tahun lalu, saat anak pertamanya masuk SD di sekolah yang sama, biaya masuk masih Rp22 juta. 

"Pasti, setiap tahun saya kira mengalami kenaikan," ucapnya. 

Tak hanya dirasakan oleh orangtua siswa baru, biaya pendidikan juga dirasakan orangtua siswa yang anaknya naik kelas. 

Yunita, orangtua siswa di Kota Semarang, harus mengeluarkan dana Rp3,7 juta untuk buku paket anaknya yang naik kelas 2 SD swasta.

"Untungnya, bisa dicicil sampai sebelum masuk ajaran baru. Buku paket dan buku tulis memang disiapkan sekolah, jadi nggak beli di luar," katanya.

Adapun, SPP bulanan, Yunita menyebut, tidak mengalami kenaikan. 

Besaran SPP tetap Rp1,1 juta, sama seperti saat anaknya duduk di kelas 1. 

Biaya lain, termasuk uang komite, tetap Rp75 ribu per bulan, dan ekstrakurikuler opsional juga tidak mengalami kenaikan. 

Hanya saja, biaya catering naik dari Rp15 ribu menjadi Rp17 ribu per hari, mulai tahun ajaran baru. 

"Catering hanya Senin sampai Kamis. Jumat, anak-anak pulang lebih awal, jadi nggak ada makan siang," jelasnya.

Baca juga: Polda Jateng Tak Larang Pengibaran Bendera One Piece Bareng Merah Putih di HUT RI tapi Ada Syarat

Sementara itu, Sari, orangtua siswa yang anaknya baru masuk SMA negeri di Semarang, mengaku tak dikenakan biaya masuk sepeserpun.

"Masuknya gratis, tidak ada pungutan."

"Tapi tetap harus beli seragam, alat tulis, sepatu, dan lainnya di luar sekolah," katanya.

Ia menyebut, biaya kebutuhan awal sekolah seperti seragam bisa menghabiskan sekitar Rp1 juta. 

Ditambah, perlengkapan lain, seperti alat tulis, sepatu dan sebagainya sebesar Rp500 ribu.

Buku paket telah disediakan sekolah, namun perlu membeli lembar kerja siswa (LKS) sekitar Rp200 ribu secara mandiri.

"Sekolah negeri tidak boleh jual beli perlengkapan apapun. Jadi, semua dibeli di luar," tuturnya. 

Kendati demikian, diakui Sari, harga perlengkapan sekolah mengalami kenaikan dibanding tiga tahun lalu, saat anak pertamanya masuk jenjang SMA. 

"Harga seragam kini sudah menyentuh Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per stel, tergantung kualitas bahan."

"Padahal, tiga tahun lalu, harga masih berkisar Rp150 ribu per stel," ungkapnya.

Inflasi Jateng

Adapun data BPS Jateng mencatat inflasi Jateng secara tahunan pada Juli 2025, sebesar 2,52 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,67.

Sedangkan, tingkat inflasi Jateng secara bulanan pada Juli 2025 sebesar 0,18 persen. 

Baca juga: Bukan Asal Latih, BLK di Jateng Selalu Tanya Dulu Kebutuhan Industri Sebelum Buka Kelas

Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, kelompok pendidikan menjadi salah satu penyumbang inflasi Jateng pada Juni ini. 

Kelompok pendidikan ini mengalami inflasi secara tahunan sebesar 2,88 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 102,59 pada Juli 2024 menjadi 105,54 pada Juli 2025.

Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi secara tahunan yaitu, subkelompok pendidikan dasar dan anak usia dini sebesar 3,61 persen, subkelompok pendidikan menengah sebesar 3,27 persen, subkelompok pendidikan tinggi sebesar 2,03 persen, dan subkelompok pendidikan lainnya sebesar 2,51 persen.

"Kelompok ini memberikan andil inflasi secara tahunan sebesar 0,18 persen."

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu akademi/perguruan tinggi sebesar 0,04 persen, SD sebesar 0,04 persen, SMP dan SMA masing-masing sebesar 0,03 persen, TK sebesar 0,02 persen, Taman Pendidikan Alquran dan bimbingan belajar masing-masing sebesar
0,01 persen," urainya. 

Sementara, secara bulanan, kelompok pendidikan pada Juli 2025 memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen. 

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu SMP sebesar 0,03 persen, SMA dan SD masing-masing sebesar 0,02 persen, dan TK sebesar 0,01 persen. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved