Berita Banyumas

150-200 Bayi di Banyumas Meninggal Setiap Tahunnya, Tujuh Hari Pertama setelah Kelahiran Masa Kritis

Angka kematian bayi di Banyumas cukup tinggi, 150-200 kasus setiap tahunnya. Pemkab Banyumas pun melakukan sejumlah upaya pencegahan.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
PEXELS/LEMNISCATE L
ILUSTRASI BAYI - Angka kematian bayi di Kabupaten Banyumas menembus 150 hingga 200 bayi setiap tahunnya. Pemkab Banyumas meningkatkan edukasi, di antaranya lewat program Satu Desa Satu Bidan. 

Dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan ibu, Pemkab Banyumas terus menggencarkan program "Satu Desa Satu Bidan".

Para bidan didorong menjadi garda terdepan pendampingan ibu hamil dan proses persalinan.

"Kalau masih ada mbah dukun bayi, kami tidak langsung menyingkirkan tapi minta mereka mendampingi bidan."

"Karena, mereka tidak punya dasar medis," jelasnya.

DPPKBP3A juga aktif memberikan edukasi kepada remaja dan calon pengantin agar lebih siap secara mental, fisik, dan ekonomi sebelum menikah.

Hal ini dinilai penting membentuk keluarga berkualitas dan mencegah pernikahan karena keterpaksaan.

"Kalau remaja sudah paham sejak dini, mereka tidak akan menikah karena tekanan sosial atau ekonomi."

"Mereka bisa punya perencanaan hidup dan tahu tanggung jawab sebagai orang tua," tegas Henny.

Dengan segala tantangan tersebut, Pemkab Banyumas terus berupaya mengintegrasikan pengendalian penduduk dengan program kesehatan dan pemberdayaan keluarga.

Diharapkan, langkah-langkah ini dapat menurunkan angka kematian bayi dan menciptakan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved