Berita Kebumen

Desa Grenggeng Kebumen Primadona Anyaman Pandang, Sudai Diakui UNESCO

Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, dikenal dengan kearifan lokal anyaman daun pandan.

Penulis: Intan Aulia Naharwati | Editor: mamdukh adi priyanto
intan aulia naharwati/tribunbanyumas.com
ANYAMAN PANDAN - Warga Desa Grenggeng, Kabupaten Kebumen, menunjukan produk hasil anyaman pandan, Selasa (28/1/2025). Desa ini merupakan sentra anyaman pandan. (TRIBUNBANYUMAS.COM/INTAN AULIA NAHARWATI) 

"Selain untuk menjaga kearifan lokal, ini juga membantu perekonomian keluarga," kata Sugiyem.

Produk anyaman dari Grenggeng kini sudah meluas hingga ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Papua, Bandung, Semarang, Jakarta, bahkan Kebumen sendiri.

"Banyak juga yang membeli produk kami, termasuk dari kalangan pemerintah daerah."

"Tak jarang mereka juga mempromosikan produk kami," imbuhnya.

Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari tas, dompet, sandal, hingga hampers, dan semuanya diproduksi dengan tangan penuh keterampilan.

Harga produk anyaman bervariasi, mulai dari Rp3.500 hingga Rp125.000, tergantung pada tingkat kerumitan.

Misalnya, tas anyaman yang memerlukan proses rumit dan bahan tambahan seperti vinyl atau timang-timang, bisa dihargai lebih tinggi.

"Kalau ada tambahan motif batik atau lainnya sesuai permintaan, harganya bisa lebih mahal," jelasnya.

Untuk mendukung produksi, warga Grenggeng juga membudidayakan tanaman pandan sebagai bahan baku utama. 

Namun, mereka kerap kali menghadapi tantangan besar, terutama pada musim kemarau, ketika tanaman pandan sering terbakar atau diserang hama. 

"Jika tanaman pandan kami rusak, kami terpaksa membeli dari tempat lain," ungkap Sugiyem. 

Selain itu, musim hujan juga menyulitkan mereka dalam proses pengeringan daun pandan, yang biasanya memakan waktu seminggu, namun bisa lebih lama jika hujan terus turun.

Meski menghadapi tantangan, produksi anyaman di Grenggeng terus berjalan dengan baik.

Setiap bulan, desa ini bisa menghasilkan hingga 400 pcs hampers dan sekitar 50 produk tas. 

Pendapatan dari penjualan produk ini dapat mencapai Rp25 juta, meski hal tersebut sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. 

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved