Berita Kebumen
Desa Grenggeng Kebumen Primadona Anyaman Pandang, Sudai Diakui UNESCO
Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, dikenal dengan kearifan lokal anyaman daun pandan.
Penulis: Intan Aulia Naharwati | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, dikenal dengan kearifan lokal anyaman daun pandan.
Sentra kerajinan ini juga telah diakui UNESCO sebagai bagian dari Geopark Kebumen.
Desa ini sudah lama menjadi sentra kerajinan anyaman pandan.
Baca juga: Menengok Desa Klapasawit, Sentra Kerajinan Anyaman Bambu di Purbalingga

Awalnya, warga hanya memproduksi bahan baku (complong), namun kini telah berkembang menjadi produk siap jual.
Sejak kecil, sebagian besar warga Grenggeng sudah terbiasa dengan kegiatan menganyam.
Sugiyem, seorang perajin mengungkapkan, Sebagian besar warga Grenggeng sudah terbiasa menganyam sejak kecil.
"Saya nggak tahu pasti sejak kapan, tapi sejak kecil sudah ada kegiatan menganyam di sini."
Baca juga: Dinding Anyaman Bambu dan Genting Berlubang Rumah Rini akan Direnovasi, Dapat Bantuan Ganjar!
"Mungkin sudah mengakar 50 tahunan," kata Sugiyem yang juga anggota Kelompok Tani Hutan (KTH), Selasa (28/1/2025).
Untuk mengembangkan kearifan lokal, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kebumen membentuk sebuah Kelompok Tani Hutan yang ditujukan sebagai wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan produksi anyaman pandan.
Kelompok Tani Hutan dibentuk pada 2012 atas rekomendasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kebumen.
Pemerintah setempat melihat potensi Desa Grenggeng dalam produksi anyaman pandan.
Awalnya kelompok ini didominasi oleh laki-laki, namun seiring berjalannya waktu, kelompok ini berkembang dengan fokus pada kesetaraan gender, dan kini sebagian besar anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga.
"Di sini, sebagian besar, bahkan bisa saya katakan 80 persen penduduk Desa Grenggeng itu bermatapencaharian menganyam pandan, khususnya RW 6, 7, 8, dan 9," ujar Sugiyem
Kearifan Lokal dan Ekonomi Keluarga
Kegiatan menganyam ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga, yang diperkirakan akan diteruskan ke generasi berikutnya.
"Setiap hari pekerjaan kami menganyam, dan otomatis kegiatan ini akan diteruskan ke anak-anak kami."
Ayah di Kebumen Tega Cabuli Anak Tiri selama 5 Tahun. Kini Terancam 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Rahasia SPPG Sumber Berkah Kebumen Jaga Makanan dan Alat MBG dari Kontaminasi Bakteri: Air Pun Beda |
![]() |
---|
Sekolah Rakyat Kebumen Bakal Dipindah ke Buayan, Gunakan Lahan Bekas Penambangan Karst Gombong |
![]() |
---|
Jual Rokok Ilegal, Pemilik Warung di Kebumen Didenda Rp20 Juta |
![]() |
---|
Tampil Gondrong, Mantan Kepala Cabang BPR BKK Sempor Kebumen Diciduk setelah Buron 7 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.