Berita Jateng
Polda Bantah Tembak Suporter Semarang Pakai Peluru Karet dan Intervensi Korban
Polda Jawa Tengah membantah penggunaan peluru karet untuk menembak suporter PSIS Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: khoirul muzaki
Korban kemudian dijanjikan akan ditanggung biaya rumah sakitnya.
Koordinator aksi Kamisan Semarang, Fathul Munif mengatakan, suporter ini didatangi polisi ketika di Rumah Sakit Roemani.
"Kepolisian datang ke rumah sakit menawarkan untuk membayari biaya pengobatan tapi dengan syarat mau mengakui bahwa luka itu berasal dari pecahan keramik bukan ditembak peluru karet," katanya selepas aksi di depan Mapolda Jawa Tengah, Kamis (26/12/2024) sore.
Menurutnya, intervensi dari kepolisan untuk merekayasa bahwa luka yang diterima korban dari peluru karet menjadi luka pecahan keramik adalah bagian manipulasi atau mengaburkan peristiwa sebenarnya.
Kepolisian sama sekali tidak belajar dan membenahi diri. Mereka masih menggunakan pola-pola lama yakni dengan cara replikasi yang dilakukan terus menerus dengan mengaburkan fakta kejadian.
Kemudian polisi juga terus menggunakan masalah kekerasan untuk menangani massa aksi yakni dengan gas air mata dan peluru karet.
"Suporter tegas menolak tawaran polisi dan tetap menyuarakan bahwa luka yang diterima adalah peluru karet. Kami tidak bisa menerima arahan untuk memberi keterangan palsu," terangnya.
Kronologi penembakan
Polisi menembak suporter terjadi di Stadion Jatidiri pada Minggu (22/12/2024) sore. Kala itu, suporter melakukan aksi boikot dengan tidak menonton pertandingan antara PSIS Semarang vs Malut United. Pada duel itu, PSIS Semarang keok 1-3.
Perwakilan Suporter Semarang Melawan , Ragil menuturkan, aksi damai tersebut dilakukan dengan melakukan orasi, teatrikal, dan main bola.
Tuntutan dalam aksi yaitu pecat Yoyok Sukawi CEO PSIS Semarang.
"Ketika pertandingan di dalam stadion selesai, kami yang berada di pintu gerbang ditembaki polisi menggunakan gas air mata dan water canon sehingga massa aksi bubar," jelasnya.
Namun, ternyata ada suporter yang menjadi korban dengan total korban sebanyak enam orang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.