Berita Banyumas

Miris, Pelajar di Banyumas Mulai Terjangkit HIV/AIDS, Kasus Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir

Sebanyak 309 kasus HIV ditemukan di Banyumas sepanjang Januari-Oktober 2024. Kasus pada pelajar meningkat.

|
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
PEXELS/TOWFIQU BARBHUIYA
Ilustrasi tes HIV/AIDS. Sebanyak 309 kasus HIV ditemukan di Banyumas sepanjang Januari-Oktober 2024. Kasus pada pelajar meningkat. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Sebanyak 309 kasus HIV ditemukan di Banyumas sepanjang Januari-Oktober 2024.

Secara keseluruhan, data dalam lima tahun terakhir, 2019-2024, kasus HIV di Banyumas mencapai 3.963 orang.

Yang membuat miris, terjadi peningkatan kasus signifikan pada kelompok usia di bawah 24 tahun, termasuk remaja usia pelajar.

Per Oktober 2024, ada 58 kasus HIV di rentang usia 15-24 tahun.

"Salah satu faktor pemicu adalah kemudahan akses internet," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banyumas Suwondo, saat audiensi dengan Pj Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar, Rabu (13/11/2024).

Suwondo mengatakan, kondisi ini harus disikapi secara serius lewat strategi penanggulangan HIV/AIDS.

Menurut Suwondo, Banyumas memiliki tim pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Banyumas sebagai garda terdepan, mereka terdiri dari fasilitas layanan kesehatan (fasyankes berupa PDP), penjangkau komunitas, dan pendamping orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Meski begitu, banyak kendala yang dihadapi, di antaranya terkait pemahaman tentang HIV/AID yang masih rendah.

Baca juga: Banyumas Peringkat ke-2 Peredaran HIV/AIDS di Jateng, Pj Bupati Ajak FKDM Berperan Aktif

Suwondo mengatakan, masih ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Selain itu, pertumbuhan tempat hiburan malam yang sulit dikendalikan.

"Upaya yang sudah dilakukan, satu di antaranya melakukan VCT mobile dengan layanan kesehatan dan Dinkes ke tempat hiburan."

"Semakin maraknya hotspot kecil dan online yang tidak dapat dikontrol, terlebih semenjak 'Gang Sadar' dibubarkan, konsumen menyebar dan mencari tempat lain," katanya.

Selain itu, masalah pendidik yang masih menganggap isu HIV dan infeksi menular seksual (IMS) sebagai materi yang tabu. 

Kemudian, penegakan Perda yang masih minim, terutama terkait masalah penertiban pekerja seks.

Serta, belum semua organisasi perangkat daerah (OPD) atau lintas sektor, terlibat aktif melakukan penanggulangan HIV.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved