Pilkada 2024

Ada Hubungan Antara Dedi Mulyadi dan Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar, Ini Kata Ray

"Secara nalar juga sulit dipahami," kata pengamat politik, Ray Rangkuti. Mundurnya Airlangga dan dukungan ke Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar.

Tribunnews/Jeprima
Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Partai Golkar. Pengamat politik menilai ada kaitannya juga dengan dukungan Golkar ke Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar dengan dukungan Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat menjadi guncangan untuk partai.

Dedi Mulyadi yang merupakan kader Gerindra sekaligus eks-Partai Golkar maju di Pilkada Jawa Barat di tengah elektabilitas kader Golkar sendiri, Ridwan Kamil yang tinggi.

Sehingga Ridwan Kamil harus 'hijrah' di Pilkada Jakarta, meskipun elektabilitasnya hanya 10 persen.

Baca juga: Rekomendasi Golkar untuk Pilkada di Jateng Berubah Pasca-mundurnya Airlangga?

"Secara nalar juga sulit dipahami," kata pengamat politik, Ray Rangkuti

"Mencalonkan RK sebagai cagub Jakarta dengan elektabilitas yang hanya 10 persen."

"Padahal, waktu pencoblosan tinggal 2 bulan lagi," ucapnya, Senin (12/8/2024). 

Tak terbayangkan, lanjut Ray, dalam dua bulan ke depan bagaimana mengerek elektabilitas RK untuk melampaui elektabilitas Anies yang sudah mencapai 40 persen.

Baca juga: Turunkan Rekomendasi Pilkada 25 Daerah di Jateng, PDIP Tunggu Dampak Mundurnya Ketum Golkar

"Ada cara memang, salah satunya memborong partai."

"Sehingga bakal calon dengan elektabilitas tertinggi tidak dapat mencalonkan diri," terangnya

Dan situasi ini, kata Ray mulai terlihat di Jakarta.

Hampir semua parpol akan bergabung ke kubu KIM, dan hanya menyisakan PDIP di luar yang sudah pasti tidak dapat mencalonkan paslon karena kurang kursi.

Guncangan Golkar

Terakhir, dikatakannya peristiwa yang menjadi guncangan untuk Partai Golkar, mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum. 

"Pernyataan mundur Airlangga ini jelas sangat mengejutkan alam semesta politik Indonesia."

"Bukan saja karena ia merupakan ketum salah satu parpol besar di Indonesia, tapi juga karena tidak ada alasan yang terdengar logis, jelas dan konstitusional untuk mundur," tegasnya.

Sebelumnya Airlangga resmi mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved