Berita Nasional

Masuk Musim Kemarau tapi Sejumlah Wilayah Masih Sering Dilanda Hujan, Begini Penjelasan BMKG

Beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dalam beberapa terakhir meski telah memasuki musim kemarau. Apa kata BMKG?

Editor: rika irawati
UNSPLASH/OSMAN RANA
Ilustrasi hujan. Beberapa hari terakhir hujan mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia meski telah memasuki musim kemarau. Begini penjelasan BMKG. 

Menurut BMKG, wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami curah hujan di atas normal saat musim kemarau, yakni di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Banjir dan Kekeringan di Musim yang Sama

Terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, bencana hidrometeorologi berupa kekeringan dan banjir berpotensi terjadi secara bersamaan di Indonesia ketika musim kemarau 2024.

Bencana hidrometeorologi yang ia maksud disebabkan oleh aktivitas cuaca, seperti angin, curah hujan, kelembapan, siklus hidrologi, dan temperatur.

Dwikorita menjelaskan, kekeringan dan banjir dapat terjadi secara bersamaan di wilayah yang berbeda ketika musim kemarau 2024 karena luas wilayah dan kondisi geografis Indonesia yang kompleks.

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan cuaca di beberapa daerah walau di pulau yang sama.

"Yang satu mengalami banjir bandang, sisi timurnya mengalami kekeringan," ujar Dwikorita dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/5/2024).

"Jadi, dalam kondisi saat ini, kita mengalami bencana hidrometeorologi, baik basah dan kering, dalam waktu yang bersamaan, hanya wilayahnya yang berbeda. Kurang lebih dipisahkan oleh (garis) Khatulistiwa," sambung dia.

Imbauan BMKG

Terkait potensi kekeringan dan banjir saat musim kemarau 2024, Dwikorita meminta masyarakat yang tinggal di wilayah yang memasuki musim hujan agar memanen air hujan.

Baca juga: Kenapa Banyak Wilayah Jateng Dilanda Hujan Petir Akhir-akhir Ini? Begini Penjelasan BMKG

Air hujan dapat dipanen lewat cara menampungnya ke dalam tandon, kolam retensi, membendung sungai, atau embung.

Sementara itu, masyarakat yang wilayah tempat tinggalnya mengalami musim kemarau agar tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan api.

BMKG merekomendasikan pemerintah menjalankan teknologi modifikasi cuaca agar sungai dan waduk di wilayah yang berpotensi kekeringan supaya terisi air.

Teknologi tersebut berguna untuk menaikkan dan membasahi permukaan tanah pada daerah yang berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan, termasuk lahan gambut. (Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG".

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved