Munas Golkar 2024

Bukan Bahlil atau Bamsoet yang Bisa Merebut Golkar dari Airlangga, Tetapi Sosok Ini

Sosok Bahlil Lahadalia dan Bambang Soesatyo atau Bamsoet dinilai tidak mampu menggantikan posisi Airlangga sebagai pucuk pimpinan Golkar.

|
Kompas.com/DPP Partai Golkar
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersama Presiden Jokowi usai lari pagi di Istana Bogor, Minggu (24/3/2018). Jokowi menjawab pertanyaan soal kabar dirinya bergabung dengan Partai Golkar. Analis politik menyebut tidak ada yang bisa menggeser Airlangga di pucuk pimpinan Golkar, kecuali Jokowi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Analis komunikasi politik, Hendri Satrio alias Hensat menilai tidak ada yang bisa menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Menurutnya hal itu dikarenakan prestasi cemerlang yang ditorehkannya Airlangga selama Pemilu 2024.

Ia menegaskan, sosok Bahlil Lahadalia dan Bambang Soesatyo atau Bamsoet dinilai tidak mampu menggantikan posisi Airlangga sebagai pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin ini.

Baca juga: Golkar Sebut Efek Ekor Jas Prabowo-Gibran Bantu Naikan Suara di Jateng

“Lucu sekali bila ada isu di Golkar yang menggantikan Airlangga yang jelas prestasinya cemerlang selama ini.

Kursi di DPR nambah, perolehan suara nasional nambah, pemilihan presiden menang.

Jadi tidak ada ada yang bisa menggantikan dia termasuk Bamsoet atau Bahlil," kata Hensat pada Kamis (28/3/2024).

Dikatakannya apabila posisi Airlangga harus digantikan, hanya Presiden Jokowi yang memiliki peluang kuat untuk merebutnya.

Baca juga: Daftar 17 Caleg Golkar yang Lolos DPRD Provinsi Jateng

“Satu-satunya nama yang harus diwaspadai hanyalah Jokowi.

Apa yang bisa menahan seorang Jokowi untuk menjadi ketua umum Golkar?

apakah AD/ART partai?

Menurut saya perubahan AD/ART tidak perlu melalui MK, cukup di internal partai saja”, terangnya.

Terkait hal itu, Hensat menjelaskan bahwa hanya tersisa dua pilihan untuk para kader Golkar. Setia kepada Airlangga atau mendorong Presiden Jokowi untuk duduk di kursi ketua umum Partai Golkar.

"Saat ini hanya tersisa dua pilihan bagi para calon Ketum Golkar yang berusaha untuk menantang Airlangga.

Menyatakan loyal kepada Airlangga atau mendorong Jokowi untuk menggantikan Airlangga," tandasnya.

Baca juga: Daftar 77 Caleg DPR RI Terpilih Jateng Pemilu 2024, Kursi PDIP PKB Berkurang, Golkar Gerindra Tambah

Hensat juga menilai mendorong Presiden Jokowi menjadi Ketua Umum Partai Golkar bukan tanpa resiko.

Ia memprediksi Partai Golkar akan menjadi partai keluarga bila mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berhasil menjadi ketua umum.

“Kalau kemudian mereka mendorong Jokowi, maka harus dihitung juga implikasinya.

Karena bila Jokowi jadi ketum Golkar mereka tidak akan jadi ketua umum karena Golkar akan diubah jadi partai keluarga oleh pak jokowi seperti PDI Perjuangan, seperti Demokrat, dan Gerindra," jelasnya. (Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha)

Baca juga: Adik Nusron Wahid, Politikus Golkar Kudus Siap Maju Calon Bupati di Pilkada 2024

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved