Berita Politik

Dapat Telepon Langsung dari Airlangga Hartarto, Hasto Ungkap Gibran Merapat ke Golkar

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dikabarkan merapat dan segera menjadi kader Partai Golkar.

Editor: rika irawati
Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memberi keterangan kepada wartawan di Balai Kota Solo. Gibran dikabarkan merapat ke Golkar dan akan diumumkan sebagai kader, Senin (6/11/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dikabarkan merapat dan segera menjadi kader Partai Golkar.

Kabar ini disampaikan langsung Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, Minggu (5/11/2023).

Sebelumnya, Hasto mengatakan, Gibran bukan lagi kader PDIP setelah pamit menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Sementara, kabar Gibran merapat ke partai berlambang pohon beringin itu didapat Hasto langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Menurut Hasto, Airlangga menelepon secara langsung dan berbicara mengenai status kepartaian Gibran.

"Kami sudah menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bahwa Mas Gibran ini di 'kuning-kan', di Golkar-kan. Maka, otomatis, Gibran karena mencalonkan bersama Prabowo sudah tidak menjadi bagian dari keluarga PDIP lagi," ujar Hasto dikutip dari Kompas TV, Minggu.

Baca juga: Gibran Sudah Kembalikan KTA, Hasto: Tidak Lagi Anggota PDIP, Sudah Pamit. Pamitnya Diterima

Menurut Hasto, berdasarkan konstitusi, calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol.

Berdasarkan undang-undang parpol, katanya, seseorang tidak bisa diusung parpol berbeda karena ini bisa menyebabkan gugurnya seseorang ketika memiliki Kartu Anggota (KTA) ganda.

"Ini juga diatur dalam pilkada sehingga di dalam pilpres pun, calon presiden dan calon wakil presiden yang memiliki KTA ganda maka tidak bisa (dicalonkan, red)," tegas Hasto.

Menurut Hasto, Gibran sudah mengirimkan surat pengunduran diri ke PDI sehingga secara etika politik terpenuhi.

"Dipenuhi, artinya, Gibran yang sudah pamit melalui Mbak Puan. Itu artinya, pamit untuk dicalonkan oleh Partai Gerindra dan Golkar," ujarnya.

Hasto membantah jika PDIP kesulitan memberhentikan Gibran. Hanya saja, apa yang terjadi saat ini adalah sebuah realitas politik.

Namun, realitas itu, katanya, juga harus mengedepankan etika.

"Politik itu bicara tentang etika, rakyat yang menyuarakan itu. Karena di atas partai ada rakyat," ucap Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Tak Mau Respon Kekecewaan Elite PDIP Soal Gibran Bacawapres Prabowo

Oleh karena itu, lanjut Hasto, Gibran yang sudah dicalonkan oleh partai lain maka secara otomatis Gibran sudah tidak memiliki KTA PDIP.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved