Berita Jateng

Ironis Ada 3 Kasus Percobaan Bunuh Diri di Semarang Tepat di Hari Kesehatan Mental Sedunia

Mirisnya, kejadian tersebut dilakukan pada Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: khoirul muzaki
Istimewa
ilustrasi bunuh diri 

Mereka datang dengan kondisi ada yang sampai menyayat tangannya, sering murung, mengisolasi diri dan perubahan sikap lainnya.

"Kami dampingi, harus pelan, tak mudah seperti membalikan telapak tangan," terangnya.

Untuk mencegah tindakan bunuh diri, ia meminta masyarakat  memiliki asah peka terhadap orang-orang terdekat. 

Hal itu harus dilakukan dari lingkungan terkecil yakni keluarga. 

Terutama mengenali gejala stres dari perubahan sikap korban seperti cepat marah dan di sikap di luar kewajaran lainnya.

"Perlu ada sikap asah peka  dari lingkungan terdekat untuk berkomunikasi karena kuncinya komunikasi," ujarnya.

Setiap individu yang merasa alami mentalnya tak sehat juga dapat mengakses layanan kesehatan mental yang disediakan Pemerintah maupun LSM di berbagai platform media sosial.

Baca juga: Dua Warga Kebumen Diamankan, Puluhan Botol Miras Disita

"Efektif pula akses layanan psikolog online, minimal bisa ada tempat untuk cerita," imbuh Probo.

Pengamatan Tribunjateng.com, banyak  komunitas  yang peduli terhadap kesehatan mental seperti  Into The Light, Get Happy, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Indonesia Mental Health Care Foundation, yang peduli isu seperti depresi dan pencegahan bunuh diri.

Lembaga tersebut mudah di akses di media sosial.

Sedangkan Lembaga Pemerintah dapat juga mengakses di layanan di rumah sakit semisal di Kota Semarang dapat diakses di di RSUD dr Amino Gondhoutomo. 

Mereka ada Konsultasi  Online Jiwa atau disebut Sultan Onji yang bisa diakses warga di nomor whatasapp 089524574017. (iwn)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved