Berita Pati

Mulai Disidang, Ayah Bunuh Bayinya di Pati Mengaku Terpengaruh Video Horor yang Sering Ditonton

Kasus ayah bunuh anaknya yang masih bayi kemudian di buang ke sungai di Pati, Mei 2023 lalu, kini masuk ke persidangan di Pengadilan Negeri Pati.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Sidang kasus pembunuhan bayi dengan terdakwa Muhammad Sholeh Ika Saputra (20) di Pengadilan Negeri Pati, Senin (28/8/2023). Tujuh saksi dihadirkan dalam persidangan ini, termasuk istri Sholeh, Dian. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Kasus ayah bunuh anaknya yang masih bayi kemudian di buang ke sungai di Pati, Mei 2023 lalu, kini telah masuk ke persidangan di Pengadilan Negeri Pati.

Dalam sidang terungkap, ayah bernama Muhammad Sholeh Ika Saputra (20) itu diduga lebih menyukai anak pertama dibanding si bayi yang merupakan anak kedua.

Sholeh juga mengaku terpengaruh video horor atau menyeramkan di media sosial yang sering ditonton.

Hal ini diungkapkan sang istri, Dinda Putri Fitriani kepada majelis hakim, saat duduk sebagai saksi di persidangan yang digelar Senin (28/8/2023).

Sebagaimana diketahui, Sholeh didakwa atas tindak pidana pembunuhan berencana atau kekerasan terhadap anak yang menyebabkan mati.

Sholeh tega menghabisi nyawa darah dagingnya sendiri, Naura, yang masih berusia tiga bulan, 1 Mei 2023 lalu.

Kasus ini mencuri perhatian publik lantaran Sholeh sempat berpura-pura ikut mencari bayinya.

Dia bahkan melapor ke kantor polisi bahwa anaknya hilang.

Baca juga: Alibi Ayah di Pati Bunuh Bayi 3 Bulan: Nangis saat Minta Ketua RW Cek CCTV, Baca Surat Yasin 41 Kali

Tak sampai di situ, Sholeh juga melakukan ritual-ritual yang mengesankan bahwa sang anak diculik makhluk tak kasatmata.

Keesokan harinya, Naura ditemukan dalam keadaan tewas terbungkus plastik kresek di Sungai Kaliampo, Margorejo, Pati.

Dari hasil penyelidikan polisi dan pengakuan Sholeh, rupanya, si bayi sengaja dibunuh Sholeh kemudian dibuang ke sungai.

Menurut keterangan polisi, warga Kauman RT 04 RW 01, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Pati, itu membunuh si bayi lewat cara membekap menggunakan bantal.

Namun, kepada Dinda, Sholeh mengaku membalik badan bayi itu ke arah kasur dan menekan kepala si bayi supaya tidak bisa bernapas.

Hal ini disampaikan Sholeh saat dijenguk Dinda beberapa waktu lalu.

Menurut Dinda, Sholeh mengakui perbuatannya dan mengaku menyesal.

"Suami saya mengaku menyesal, dia juga minta maaf pada saya," ucap Dinda sambil terisak.

"Saat saya jenguk di lapas, suami bilang tidak pernah membekap pakai bantal," imbuhnya.

Keterangan demi keterangan disampaikan Dinda secara terbata-bata.

Kerap kali dia harus berhenti bicara karena menahan tangis.

Baca juga: Hampir 11 Ribu Balita di Pati Terkena ISPA, Kenali Gejala ISPA yang Harus Diwaspadai

Hasil penyelidikan polisi, Sholeh mengaku membunuh Naura karena terpengaruh film-film dan video-video horor yang sering dia tonton.

Tentang hal ini, Dinda membenarkan. Kebiasaan ini dimiliki Sholeh bahkan sebelum Naura lahir.

"Suami sering lihat film horor dan cuplikan video hantu di medsos. Saya dan ibu mertua lihat sendiri. Kami sering diperlihatkan video-video itu," kata dia.

Ketika ditanyai apakah Dinda pernah menanyakan kepada Sholeh alasan menonton video-video itu, Dinda bilang tidak pernah.

"Saya cuma tanya, 'kok sukanya lihat seperti itu? Apa tidak takut?' Dia jawab, 'kenapa kok takut?'," tutur Dinda.

Menurut Dinda, Sholeh juga pernah menonton video-video tentang bayi yang dibuang orangtua.

"Dia bilang kasihan. Ada bayi dibuang tidak ketemu. Saya sempat larang dia nonton video-video itu. Tapi dia tetap tonton," ungkap Dinda.

Menurut Dinda, dia dan suami memang belakangan kerap cekcok. Terutama lantaran perbedaan pendapat soal tempat tinggal.

Dinda ingin tinggal terpisah dari mertua (orangtua Sholeh). Namun Sholeh tidak mau.

"Kami sering cekcok-rukun-cekcok-rukun. Saya sarankan suami pindah ke rumah saya di Kemiri (Desa Sarirejo, Kecamatan Pati) yang kosong karena ibu saya sudah meninggal."

"Saya ingin keluarga tinggal sendiri supaya lebih ada privasi. Apalagi saya kurang cocok dengan mertua."

"Awalnya suami tidak mempermasalahkan tapi dilarang ibu dan ayahnya. Katanya, kalau pindah, tidak diberi sokongan," papar Dinda.

Pertengkaran di antara Dinda dan Sholeh pernah memuncak sampai keduanya mengatakan ingin bercerai.

Namun mereka tidak jadi bercerai karena dinasihati oleh Ibu Sholeh.

Cekcok juga kerap terjadi lantaran, menurut Dinda, Sholeh tidak mau bekerja.

Karena kesal, Dinda akhirnya memutuskan berjualan es sendiri di depan gang dekat rumah di Kauman. Dia berjualan sejak Ramadhan lalu.

Baca juga: Emak-emak Warga Wegil Pati Adang Kendaraan Tambang Batu Kapur, Protes Mobilitas Truk Picu Debu

Secara tersirat, dari keterangan yang disampaikan Dinda pada majelis hakim, muncul kesan bahwa Sholeh punya kecenderungan lebih menyukai putri pertama mereka, Rahma.

Rahma berusia sekira satu tahun lebih tua dari mendiang Naura.

"Pernah Rahma saya omongi (omeli) karena suatu hal, lalu saya dimarahi suami. Setelah itu, gantian dia ke kamar Naura, entah dia apakan, sampai nangis. Saya bilang Rahma dan Naura sama-sama anakmu. Jangan dibedakan," ungkap Dinda.

Dia menambahkan, saat Naura masih berusia sekitar satu bulan, Sholeh pernah melakukan tindakan yang membuatnya tak habis pikir.

"Saya pernah mengintip, anak saya Naura dibanting ke spring bed. Badannya diangkat, lalu dilepaskan begitu saja sampai jatuh ke spring bed. Saya lapor mertua, mertua tidak percaya," ucap dia.

Dinda juga mengaku sering menegur Sholeh yang kerap mengageti Naura sampai menangis.

"Pernah anaknya diam, dikagetin supaya nangis. Digebrak kasurnya. Sering seperti itu. Tapi kalau si anak sudah nangis dia sendiri yang budrek (senewen)," tutur dia.

Meski kerap melihat perilaku janggal Sholeh terhadap Naura, Dinda mengaku awalnya tidak percaya suaminya itu tega membunuh buah hatinya sendiri.

Dia betul-betul tidak menyangka suaminya tega membunuh Naura dengan cara sadis. (*)

Baca juga: Bulog Pasok 138 Ton Beras Kualitas Medium ke 9 Pasar di Banyumas, Dijual Rp9.450 Per Kg

Baca juga: Tak Sendiri, Oknum Paspampres Culik dan Aniaya Pemuda Asal Aceh Dibantu 2 Anggota TNI dan Kakak Ipar

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved