Berita Bisnis

Omzet Ratusan Juta Per bulan, Pengusaha Tenun Troso Jepara Ekspor hingga Afrika

Tiga belas tahun lalu, Aris Subagio memulai terjun di dunia bisnis Tenun Troso.

Muhammad Yunan/Tribun Jateng
Aris Subagio (33), pengusaha kain Tenun Troso, saat memamerkan kain tenun garapannya kepada tribunmuria.com. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JEPARA-Tiga belas tahun lalu, Aris Subagio memulai terjun di dunia bisnis Tenun Troso.

Dia memasarkan produksi kain Tenun Troso ke berbagai daerah melalui pasar online.

Dia menawarkan kain tenun di beberapa platform media sosial,  gayung bersambut, beberapa pembeli dari luar daerah meminatinya produk kain tenun hasil garapannya. 


Seperti diketahui tenun dari Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara itu telah dikenal luas di luar daerah. Bahkan hampir seluruh Indonesia mengakui kualitas Tenun Troso.


Hingga saat ini Aris Subagio secara berkala telah memiliki pelanggan tetap yang tersebar di dalam dan luar Pulau Jawa.

Pria yang akrab disapa Bagio itu menuturkan, pelanggan tetapnya saat ini dari Jakarta, Palembang, dan beberapa kota di Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi.

Baca juga: Posisi Klasemen PSIS Usai Hajar Persebaya 2-0


Menurutnya, kondisi pasar Tenun Troso saat ini kembali bergeliat setelah kurang lebih selama tiga tahun lesu akibat dihantam pandemi Covid-19.

Kini pesanan kain tenun dari beberapa luar daerah kembali melimpah. Perekonomian di sektor tenun ini, kata dia, bisa dikatakan berangsur pulih.


“Dari mulai korona kemarin, ini lagi bagus-bagusnya secara penjualan. Karena korona kemarin hampir mati total. Tapi alhamdulillah pelan-pelan kembali ramai. Bulan-bulan ini penjualan paling bagus,’ ujar pria asal Desa Troso, RT 9/10 itu kepada tribunmuria.com, Minggu (16/7/2023).


Berdasarkan pengalamannya menggeluti bisnis kain Tenun Troso penjualan kain juga fluktuatif. Kadang sepi, kadang ramai.

Menurutnya, memasuki semester kedua atau bulan keenam sampai akhir tahun, penjualan merangsek naik.

Terutama akhir tahun saat memasuki Hari Raya Natal hingga Tahun Baru. Pesanan kain dari pelanggan Pulau Jawa seperti Sumatera dan Pulau Sulawesi menderas.

Baca juga: Aksi Balap Liar di Kembang Jepara Dibubarkan, Polisi Angkut 11 Motor Pretelan


Namun setelah memasuki awal tahun baru, permintaan kain menjadi landai. Pesanan tak lagi sederas pada akhir tahun. Kondisi ini, kata Bagio, terjadi tiap tahun.


Menurutnya, hal itu lumrah. Pasalnya pelanggannya sudah memiliki banyak stok, karena saat akhir tahun sudah memesan kain tenun dalam jumlah banyak.


Dari menekuni usaha ini, Bagio mengaku bisa meraup omzet dalam sebulan sekira Rp 100 juta hingga Rp 200 juta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved