Berita Jateng

Julukan 5 Anggota Polda Jateng yang Dipecat Karena Jadi Calo: Penembak di Atas Kuda, Apa Artinya?

Istilah 'penembak di atas kuda' kembali populer usai lima polisi anggota Polda Jateng dan dua ASN Polri diproses hukum karena menjadi calo.

ist/dok polresta cilacap
Kapolda Jateng, Irjen Pol Achmad Lutfi saat memberikan pengarahan pada apel pengukuhan kenaikan tipe Polres menjadi Polresta Cilacap pada Kamis 3 November 2022. Kapolda menegaskan jika ada anggotanya yang terbukti menembak di atas kuda, pihaknya akan memberikan sanksi tegas. Penembak di atas kuda adalah istilah untuk oknum, baik internal maupun eksternal yang berspekulasi mengaku mampu meluluskan. Padahal, calon siswa Polri itu lulus secara murni atau tidak lulus karena memang tidak memenuhi syarat dalam penerimaan. Seperti diketahui, menembak di atas kuda sangatlah sulit, sehingga pelaku bisa dikatakan sebagai spekulan. 

"Tentu, pengawasan akan ditingkatkan untuk mencegah anggota menembak di atas kuda (dalam rekrutmen polri)," ujarnya.

Perintah Tegas Kapolri

Praktik calo penerimaan Bintara Polri 2022 yang melibatkan lima polisi anggota Polda Jawa Tengah mendapat perhatian serius Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sigit bahkan meminta Polda Jateng memecat lewat mekanisme pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau menghukum pidana secara terpisah.

Menurut Sigit, hukuman yang telah dijatuhkan Polda Jateng kepada mereka, tak cukup.

Persoalan tersebut disinggung dalam kegiatan Penutupan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Staf Bidang Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri di Kepulauan Riau, Jumat 17 Maret 2023 malam.

Baca juga: Pelaku Kasus Kecurangan Seleksi Bintara Polri di Polda Jateng Bertambah, Libatkan Dokter dan PNS

Sanksi yang lebih 'keras' ini dinilai dapat menimbulkan efek jera sekaligus bentuk komitmen perubahan institusi Polri.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolda dan Kabid Propam berikan hukuman, kalau tidak di PTDH, proses pidana.

Sehingga tidak ada lagi yang bermain-main dengan masalah ini," kata Sigit dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/3/2023).

Menurut Sigit, seharusnya, kerja keras anggota Polri tidak tercoreng polah sejumlah orang.

Ia mengapresiasi kinerja koleganya yang sudah luar biasa. Sebab, jika masih ada bawahannya yang bermain-main, perbuatannya akan berdampak pada anggota Polri lain dan institusi.

"Kalau kemudian di luar masih ada bermain-main, menembak di atas kuda, mau apa jadinya kita. Tetap persepsi selalu akan begitu," ujarnya.

Sigit mengatakan, mulanya, ia mendengar ada transaksi di dalam penerimaan di Sekolah Inspektur Polisi (SIP).

Selanjutnya, ia mengungkapkan, skandal calo penerimaan anggota Polri itu terbongkar karena pihaknya menetapkan kuota calon anggota baru.

Pihaknya kemudian mendapati jalur-jalur ilegal tersebut yang dilakukan dengan sejumlah uang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved