Berita Banyumas

Film Dokumenter Sastrawan Banyumas Ahmad Tohari Siap Diputar untuk Umum. Yuk, Nonton Bareng

Museum Virtual Ahmad Tohari (MVAT) bekerja sama dengan Yayasan Lontar mengajak warga Kabupaten Banyumas nobar film dokumenter Ahmad Tohari.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEA/Museum Virtual Ahmad Tohari (MVAT)
Sastrawan Ahmad Tohari melihat film dokumenter tentang perjalanan hidupnya berjudul 'Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas (2004)' yang jadi bagian dari arsip dan dokumentasi maestro sastra ini akan ditayangkan Rabu (11/1/2023) pukul 19.00 WIB. Nonton bareng (nobar) untuk umum film ini akan digelar Rabu (11/1/2023), pukul 19.00 WIB, di Praketa Kopi, Jalan HR Boenyamin Purwokerto, Banyumas. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Museum Virtual Ahmad Tohari (MVAT) bekerja sama dengan Yayasan Lontar mengajak warga Kabupaten Banyumas nonton bareng (nobar) film dokumenter Ahmad Tohari.

Kegiatan itu bertujuan meningkatan pengetahuan dan pendidikan kesusasteraan Indonesia.

Film dokumenter berjudul 'Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas (2004)' yang jadi bagian dari arsip dan dokumentasi maestro sastra ini akan ditayangkan pada Rabu (11/1/2023), pukul 19.00 WIB.

Nobar akan digelar di Praketa Kopi, Jalan HR Boenyamin Purwokerto.

Baca juga: Sedang Digarap Museum Virtual Ahmad Tohari, Berisi Perjalanan Karier dan Karya Sastra Bentuk Digital

Baca juga: Sastrawan Banyumas Ahmad Tohari Terima Anugerah Senator Indonesia: Mari Bersastra Demi Kemanusiaan

Film dokumenter 'Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas' merupakan bagian dari seri On The Record Tokoh Penulis Indonesia.

Film ini diproduksi pada 2004 oleh Yayasan Lontar dan disutradarai oleh Shanty Harmayn.

"Pemutaran film dokumenter ini terbuka untuk umum," ujar Program Manager Museum Virtual Ahmad Tohari, Kemal F Ramadhan, Selasa (10/1/2023)

Kemal mengatakan, film tersebut mengangkat cerita Ahmad Tohari sebagai tokoh penting dalam sejarah sastra Indonesia.

Alur film menyuguhkan aspek psikologis, latar belakang, hingga proses kreatif Ahmad Tohari menulis novel Kubah dan Trilogi Rongeng Dukuh Paruk, yang berwarna geger politik 65.

Film dokumenter 'Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas' ini juga menampilkan pandangan akademisi dan sastrawan yang menekankan sikap kritis religius Ahmad Tohari sebagai sosok yang lahir dan tumbuh di lingkungan santri.

"Tujuannya, selain follow up dari program pengenalan museum virtual Ahmad Tohari, kami juga ingin menegaskan sosok penting Ahmad Tohari dalam kancah kesusastraan Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Buruan Lakukan Sinkronisasi! Kebijakan NIK Jadi NPWP Sudah Berlaku di Banyumas

Baca juga: 3.292 Peserta Ikuti Seleksi Tertulis PPS Pemilu 2024 Banyumas, Perebutkan 993 Kursi

Selama ini, Yayasan Lontar bergerak sebagai organisasi nirlaba yang konsisten mempromosikan sastra dan budaya Indonesia.

Lebih dari dua dekade, sejak 1987, Lontar menjadi satu-satunya organisasi di dunia yang fokus mempromosikan Indonesia melalui terjemahan sastra.

"Salah satu bentuk kerjasama kita (museum virtual Ahmad Tohari) dengan Lontar, memutarkan film tersebut kepada khalayak luas," jelasnya.

Bagi MVAT, film 'Ahmad Tohari Kesaksian Tanpa Batas' merupakan arsip penting yang menegaskan kepengarangan Ahmad Tohari sebagai bagian dari tonggak perkembangan sastra Indonesia. (*)

Baca juga: Wow! Pesta Kembang Api 25 Menit Bakal Meriahkan Imlek di Solo. Catat Tanggalnya

Baca juga: 6 Wakil Indonesia Amankan Tiket 16 Besar Malaysia Open 2023, Berikut Daftarnya

Baca juga: Berangkat dari Rumah Berniat Mencuri, Pasutri di Demak Gasak Motor di Tepi Jalan Persawahan

Baca juga: Catat! Kuota Haji 2023 Jateng 29.000 Jemaah, Berangkat Juni

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved