Berita Cilacap

Puji Desain Huntara bagi Korban Tanah Gerak di Karanggintung, Pj Bupati Cilacap: Warga Bisa Move On

Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar memuji desain huntara bagi warga terdampak tanah gerak di Karanggintung, Gandrungmangu, Cilacap.

TRIBUNBANYUMAS/Pingky Setiyo Anggraeni
Penjabat (Pj) Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar mengecek progres pembangunan huntara di Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Senin (19/12/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Penjabat (Pj) Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar memuji desain hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Senin (19/12/2022).

Menurutnya, bentuk rumah mengerucut bakal membuat warga mendapatkan suasana baru dan tak trauma dengan rumah lama.

Hal ini disampaikan Yunita saat meninjau lokasi huntara, Senin.

Baca juga: Pembangunan Huntara Korban Tanah Gerak Karanggintung Cilacap Capai 60 %, Target Rampung 20 Desember

Baca juga: Pemkab Cilacap Kebut Huntara bagi 24 KK Korban Tanah Gerak di Karanggintung, Siap Huni Akhir Tahun

Yunita mengatakan, konsep bangunan huntara di Karanggintung merupakan konsep pertama dan satu-satunya bagi bangunan huntara di Indonesia.

"Nek kie apik banget, konsepe langka ning dunia internasional, di seluruh dunia tembe ning kene top mbok? (Kalau ini bagus sekali, konsepnya tidak ada di dunia internasional, di seluruh dunia baru ada disini, top kan?)," ujar Yunita.

Dengan konsep bangunan huntara yang unik dan berbeda dengan bangunan lain, menurut Yunita, masyarakat bisa move on dari rumah mereka yang rusak akibat bencana tanah bergerak.

Dengan begitu, warga diharapkan dapat memulai kehidupan yang baru dengan nuansa berbeda dan meninggalkan tempat tinggal yang sangat berbahaya bagi diri mereka.

"Karena, kalau huntara yang tenda-tenda, yang pertama, tentu tidak sehat, kemudian mereka juga merasa bahwa rumahnya masih di sana."

"Kalau seperti ini kan nanti mereka merasa rumahnya di sini dan meninggalkan (rumah lama) yang memang (di lokasi) sangat berbahaya," tuturnya.

Dijelaskan Yunita, kondisi tanah di Desa Karanggintung tidak stabil sehingga mudah bergerak.

Baca juga: Diduga Terpeleset, Warga Sidamulya Cilacap Ditemukan Tewas di Sumur Tua. Golok Jadi Petunjuk

Baca juga: Curi HP Senilai Rp2 Juta, Pemuda asal Gandrungmangu Cilacap Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara

Terlebih, ketika hujan lebat mengguyur daerah ini, secara otomatis pasti terjadi pergeseran tanah.

Pergeseran tanah itu kemudian membuat rumah-rumah milik warga mengalami penurunan dan retak sehingga sangat membahayakan penghuninya.

"Maka, pemerintah, dalam hal ini BPBD, dibantu penta helic, mulai dari eksekutif, legislatif, pengusaha, media, yang kemudian bersama-sama mengatasi masalah di Kabupaten Cilacap ini. Jadi, rumah ini adalah rumah yang dibangun dengan semangat penta helic," jelas Yunita.

Sebagai informasi, secara keseluruhan, ada 24 unit huntara yang dibangun di Desa Karanggintung.

Masing-masing rumah berukuran 5x5 meter, terdiri dari dua kamar tidur, dapur, ruang keluarga, dan kamar anak yang berada di atas kamar utama.

Kawasan permukiman ini dilengkapi fasilitas umum berupa musala dan MCK umum.

Rencananya, warga terdampak bencana tanah bergerak ini akan mulai menempati huntara di akhir tahun. (*)

Baca juga: Gagal Pertahankan Tren Positif, Begini Kata Pelatih PSIS Semarang Usai Kalah 2-0 dari PSM Makassar

Baca juga: 9 Warga Jogonalan Klaten Mual Muntah Usai Syukuran Rumah Baru, Diduga Keracunan Lontong Opor Ayam

Baca juga: Amankah Penderita Asam Lambung Mengonsumsi Roti Gandum?

Baca juga: Pemdes Kebocoran Banyumas Sulap Lahan Mangkrak Jadi Kebun Melon, Kini Dikembangkan Wisata Edukasi

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved