Berita Boyolali

Aksi Guru SMP Tampar Murid di Sawit Boyolali Dipicu Es Teh Tumpah, Kini Dimediasi Polsek

Aksi guru menampar murid di SMP Sawit, Boyolali, ternyata dipicu es teh yang tumpah di lantai kelas.

Editor: rika irawati
TribunSolo.com/Istimewa
Tangkapan layar detik-detik guru perempuan menampar muridnya di SMP Negeri 1 Sawit, Kabupaten Boyolali, Selasa (1/11/2022). Aksi penamparan ini dipicu es teh yang tumpah di lantai kelas. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BOYOLALI - Aksi guru menampar murid di SMP Sawit, Boyolali, ternyata dipicu es teh yang tumpah di lantai kelas.

Saat ini, kasus tersebut dalam proses klarifikasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali serta mediasi Polsek Sawit.

Kapolsek Sawit AKP Sunarto mengaku mendapat informasi dan rekaman video guru menampar murid dari kepala desa.

"Saya, tadi malam (Rabu malam, Red), sekitar pukul 22.30 WIB, mendapat japri dari Pak Lurah (Kades) Gombang. Yang intinya, mengirimkan (video) kejadian di SMP N 1 Sawit," kata Sunarto, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Terlihat Emosi, Guru SMP di Sawit Boyolali Tampar Murid di Depan Kelas. Videonya Beredar di Whatsapp

Baca juga: Miris! Guru Agama Perempuan di Boyolali Tepergok Pangkon dengan Murid Pria. Sekolah: Sudah Dipecat

Informasi itu tak dibiarkan begitu saja. Malam itu juga, Sunarto menerjunkan anggota untuk melakukan penyelidikan.

Anggota berhasil menemukan guru dan siswa yang ada di dalam video tersebut.

Guru dalam video itu diketahui berinisial RS. Sedangkan siswa yang ditampar berinisial AL.

"Tadi malam, kami langsung lakukan penyelidikan. Dan hari ini kami lakukan mediasi antar kedua belah pihak," jelasnya.

Dari keterangan saksi dan korban, peristiwa itu bermula saat seorang siswa membawa es teh bungkus plastik ke dalam kelas.

Es teh itu kemudian tumpah ke lantai kelas.

"Kemudian, mas AL ini berusaha membersihkan, bawa (dengan) sapu sambil sapunya diputar-putar, (air es) kena yang lain, pas pada saat itu juga ada Bu guru berinisial RS," katanya.

Dia menduga, saat memperingatkan AL, terjadi kesalahpahaman yang berujung pada aksi penamparan.

"Kami masih melakukan mediasi terhadap kedua belah pihak," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali Darmanto mengatakan perbuatan itu termasuk dalam tiga dosa besar dalam pendidikan.

"Ada tiga dosa besar dalam bidang pendidikan. Yakni, kekerasan, pengajaran intoleransi, dan pelecehan seksual," kata Darmanto, dikutip dari Tribunsolo.com, Rabu.

Baca juga: Tempat Keramat di Sawit Boyolali Diduga Bekas Candi, Warga Temukan Keris hingga Emas

Baca juga: Pendaki Gunung Merbabu Dilarang Lewat Jalur Timboa Boyolali, Ini Alasan Balai Taman Nasional Merbabu

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved