Kasus Ginjal Akut Misterius

131 Anak Indonesia Alami Gangguan Ginjal Akut Misterius, Bergejala Demam hingga Tak Bisa Pipis

Sebanyak 131 anak di Indonesia mengalami gangguan ginjal akut misterius, sejak Januari hingga September di 14 provinsi.

Editor: rika irawati
SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan via Kompas.com
Ilustrasi pasien anak menjalani rawat inap. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan 131 kasus gangguan ginjal akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya. Kasus ini telah ditemukan di 14 provinsi di Indonesia. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Seratusan anak di Indonesia mengalami gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) yang belum diketahui penyebabnya, sejak Januari hingga September 2022.

Mereka menunjukkan gejala di antaranya batuk, pilek, diare, muntah, demam, dan sedikit atau bahkan sama sekali tidak bisa buang air kecil.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, ada 131 anak yang menunjukkan gejala tersebut.

Gangguan ginjal akut misterius ini bahkan telah ditemukan di 14 provinsi di Indonesia, meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Kemudian, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan, sedikit atau tidak bisa buang air kecil merupakan gejala lanjutan.

"Jadi, tidak bisa buang air kecil (BAK), betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya."

"Anak-anak ini hampir semuanya datang (ke rumah sakit) dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit," tutur Eka.

Baca juga: Dokter Anak Semarang Beberkan Risiko Terburuk Penyakit Hepatitis Misterius dan Ciri-cirinya

Baca juga: 6 Anak di Kudus Meninggal Akibat DBD, Dinkes Minta Orangtua Meningkatkan Kewaspadaan

Penderita umumnya didominasi anak berusia di bawah lima tahun (balita) hingga anak usia 8 tahun.

Hingga kini, penyebab penyakit itu masih misterius.

Sebab, tidak ditemukan virus spesifik yang bisa disimpulkan sebagai penyebab AKI.

erbagai metode pemeriksaan pun telah dilakukan IDAI. Satu di antaranya, swab tenggorokan untuk memeriksa infeksi virus pada saluran pernapasan.

Sayangnya, IDAI tidak menemukan jenis virus yang seragam yang menyebabkan infeksi.

"Ada beberapa yang virusnya A, ada yang B, ada yang C, sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa penyebabnya adalah satu virus tersebut," ucap Eka.

Eka menyebut, pihaknya pun melakukan swab rektal dari anus untuk mencari infeksi-infeksi yang oriental penyebab diare atau infeksi pencernaan.

Hasilnya sama, dokter tidak mendapatkan jenis virus yang konsisten.

"Kami masih mencari. Tapi yang jelas anak-anak ini tidak hanya mengalami gangguan pada ginjal."

"Saat kami melakukan pemeriksaan laboratorium dan mengamati gejala klinisnya, mereka mengalami apa yang kami sebut dengan peradangan di banyak organ," jelas Eka.

Sempat Diduga Terkait Covid-19

Mulanya, IDAI menduga, kasus ini berkaitan dengan MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children) yang disebabkan oleh infeksi Covid-19.

Namun, berdasarkan analisis kasus, beberapa penderita penyakit ini dinyatakan negatif Covid-19.

Umumnya, gangguan ginjal akut merupakan efek lanjut dari kekurangan/kehilangan cairan dalam waktu singkat pada anak-anak.

Baca juga: Sempat Depresi, Ini Cerita Vidi Aldiano Divonis Kanker Ginjal

Baca juga: Kisah Pilu Keluarga di Sukoharjo: Ayah Kena PHK, Ibu Gagal Ginjal, Anak Alami Bocor Jantung

Anak-anak biasanya kekurangan cairan karena diare yang diikuti dengan dehidrasi.

Selain kekurangan cairan, penyebab lain dapat menimbulkan perdarahan hebat.

Kekurangan cairan hebat biasanya juga diderita oleh pasien demam berdarah.

Artinya, gangguan ginjal akut bukan merupakan diagnosis tunggal, selalu ada penyebab utama yang sebelumnya diderita.

Dugaan Awal Keracunan Obat

Kementeriann Kesehatan rupanya juga sempat mencari tahu penyebab penyakit ini setelah mendapatkan informasi dari IDAI.

Dugaan awal, kasus ini dipicu konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

Hal ini disimpulkan setelah Kemenkes berdiskusi dengan tim dari Gambia.

Gambia sendiri memiliki kasus serupa.

Sebanyak 69 anak-anak di Gambia meninggal dunia akibat mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut.

Etilen glikol adalah senyawa organik tak berwarna maupun berbau dan berkonsistensi kental seperti sirup pada suhu kamar.

Senyawa ini memiliki rasa yang manis dan kerap digunakan untuk tambahan serat pada polyester, minyak rem, kosmetik, dan pelumas.

"Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi, hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan)," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Tips agar Anak Mau Mencoba Hal-hal Baru tanpa Membuat Mereka Takut

Baca juga: Upaya Lindungi Anak dari Perundungan dan Kekerasan, Gubernur Ganjar Luncurkan Aplikasi Jogo Konco

Kasus ini menjadi perhatian. Sebab kata Syahril, ada tambahan kasus di bulan Oktober 2022.

Pihaknya sudah menemukan sebanyak 40 anak menderita gangguan ginjal akut misterius hingga 11 Oktober 2022 sejak kasus merebak beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, Kemenkes melakukan koordinasi dengan ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Ahli dari WHO merupakan pihak yang mengadakan investigasi kasus di Gambia.

Saat ini, pihaknya juga sudah membentuk tim yang terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Untuk penanganan di rumah sakit, Dirjen Yankes telah menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal. (**)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ratusan Anak Idap Gangguan Ginjal Akut Misterius, Penyebabnya Belum Diketahui".

Baca juga: Ferdy Sambo Ubah Keterangan Soal Perintah Tembak, Pengacara Bharada E: Itu Upaya Lepas dari Dakwaan

Baca juga: Gunakan Merek Indovac, Biofarma Luncurkan Vaksin Covid-19. Tahun Ini Produksi 20 Juta Dosis

Baca juga: Slank dan Gigi Bakal Manggung di Pantai Alam Indah Tegal, Catat Tanggal dan Jamnya

Baca juga: Diguyur Hujan Sejak Rabu Sore, Terjadi 65 Titik Longsor dan 10 Lokasi Banjir di Banyumas

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved