Tips Kesehatan
Dampak Kekerasan Terhadap Anak dan Cara Orang Tua Membantu Anak Menghadapi Trauma
Menurut(WHO)kekerasan terhadap anak adalah perbuatan penganiayaan atau perlakuan secara emosi, seksual, dan eksploitasi untuk kepentingan satu pihak
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
3. Biarkan anak tetap bersosialisasi
Meskipun ada kecenderungan orangtua untuk merasa cemas atau khawatir bahwa kejadian serupa akan muncul, biarkan anak tetap bersosialisasi.
Membatasi sosialisasi anak justru akan menimbulkan rasa kesepian dan terisolasi pada diri anak. Rasa kesepian berpotensi mengingatkan anak pada kejadian traumatis yang pernah dialaminya dan memperbesar ketakutannya.
4. Alihkan perhatian anak dengan kegiatan yang positif
Anak yang mengalami trauma mendalam cenderung menunjukkan sikap murung, cemas, dan depresi. Untuk menghindarkannya dari perasaan tertekan tersebut, ajak anak untuk melakukan kegiatan menyenangkan yang positif dan disukai anak.
Misalnya bermain sepak bola, melukis, memasak, atau kegiatan lain selain hobi yang dapat menyibukkan. Dengan begitu, pikiran negatif dan memori traumatis dapat teralihkan pada kegiatan-kegiatan tersebut.
5. Meminta bantuan psikolog untuk psikoterapi
Orang tua mungkin juga memerlukan pihak lain dalam mengatasi trauma anak. Salah satunya adalah dari psikolog. Tujuannya adalah agar dapat dilakukan bentuk penanggulangan yang tepat dan efisien.
Dalam menangani masalah trauma, umumnya psikolog akan melakukan usaha penyembuhan dengan metode psikoterapi. Psikoterapi ialah upaya penyembuhan dengan metode wawancara. Anak akan diajak untuk berbicara dan didorong untuk mengekspresikan perasaannya.
Pada tahap yang lebih lanjut, anak juga diarahkan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi ke ranah yang lebih positif. Di sini, tidak hanya anak yang diajak untuk bicara, tetapi juga orang tuany bersama anak maupun terpisah
6. Berikan dukungan kepada anak
Tindakan kekerasan terhadap anak tidak hanya menimbulkan tekanan kepada si anak, tetapi juga kepada orang tuanya. Mengetahui buah hati menjadi korban tentu saja hati terasa teriris namun, apabila orangtua terus-terusan larut dalam kesedihan dan penyesalan, itu akan berdampak negatif terhadap anak.
Anak yang mengalami trauma justru membutuhkan dukungan dan semangat positif dari lingkungannya, terutama dari orang tua.
Untuk itu, tetaplah optimis bahwa ke depannya akan baik-baik saja. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk mendukung dan membantu anak dalam mengembangkan rasa optimis dalam menghadapi masa depan.
ADR