Berita Banyumasan

Berbekal Kertas Roti dan Spidol, Karsono Mendesain Motif Batik. Jadi Langganan Pembatik Banyumasan

Batik daerah makin berkembang sejak diakui UNESCO sebagai kekayaan milik Indonesia. Termasuk, batik Banyumasan yang banyak mengusung motif tumbuhan.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
Karsono, seniman desain motif batik asli Banyumas, menunjukkan motif batik yang baru diselesaikan, saat ditemui Tribunbanyumas.com di rumahnya, di Kalibagor, Banyumas, Selasa (27/9/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Batik daerah makin berkembang sejak diakui UNESCO sebagai kekayaan tak benda milik Indonesia.

Satu di antara wilayah penghasil batik adalah Banyumas Raya yang dikenal dengan batik Banyumasan.

Berbeda dari batik di lingkungan keraton, Solo dan Yogyakarta, motif batik Banyumasan banyak diinspirasi dari tumbuhan.

Dalam perkembangannya, muncul motif lain hasil kreasi seniman lokal, di antaranya Karsono.

Desainer motif batik ini cukup dikenal di kalangan pengrajin batik.

Ia menjadi langganan para pengerajin batik yang memesan motif batik baru untuk produk mereka.

Karsono mengaku menekuni dunia batik sejak tahun 2004.

Baca juga: Berkah Virus Corona, IDI Banyumas Bikin Masker Batik Banyumasan, Bisa Dikembangkan TP PKK

Baca juga: Jejak Seni Wayang Banyumasan Terekam di Museum Wayang Banyumas: Koleksi dari Bali hingga China

Berbagai jenis motif batik dia kuasai, dari pola sederhana hingga rumit.

Jejak sebagai seniman desain batik ditorehkan Karsono berawal dari hobi melukis.

"Sebelumnya sering melukis. Seperti lukisan tokoh pewayangan. Namun, tidak bertahan lama, jarang peminatnya," tuturnya.

Hingga suatu ketika, ia bekerja pada produsen Batik Banyumasan ternama, Batik Hadipriyanto.

Selama 13 tahun bekerja, dia mulai mahir membuat motif pakem Banyumasan yang rumit, yang tidak semua orang bisa.

Hingga akhirnya, dia memilih membuka jasa desain motif batik di rumah, di Kalibagor, Banyumas.

"Saya butuh tiga tahun untuk bisa luwes membuat motif batik," ungkap Karsono saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/9/2022).

Selama itu, dia mulai menguasai pembuatan motif batik pakem Banyumasan yang terkenal, di antaranya Dunia Baru, Sekar Jagad, Peksi Gowok, Jahe Srimpang, dan Pring Sedapur.

motif pakem memiliki nilai filosofi tinggi dan telah memiliki hak paten.

Pengerjaannya butuh waktu lama karena memiliki motif rumit dibanding motif batik kontemporer atau motif batik kekinian, dan motif batik modern yang tak menggunakan corak atau memiliki makna tertentu.

Saat mendesain motif batik, Karsono hanya menggunakan kertas roti dan spidol kecil warna hitam.

Lamanya pengerjaannya, tergantung motif batik yang dibuat.

Bila motif kontemporer dan abstrak, dapat dikerjakan sekitar 3 jam.

Berbeda dengan motif pakem, butuh pengerjaan yang lama, bisa sampai 1 hari untuk satu motif.

Karsono dapat menciptakan motif batik ataupun menuangkan ide dari para klien yang memesan dan menginginkan motif baru.

"Kalau saya ada waktu luang, mendesain sendiri, nanti dijual siapa yang mau beli jadi milik mereka."

"Biasa juga pengrajin batik yang menuliskan ide-ide, nanti saya yang menuangkan dalam gambar motifnya," jelasnya.

Baca juga: 21 Warga Kasegeran Banyumas Mengungsi setelah Longsor Melanda Tebing Sungai Ente Akibat Hujan Deras

Baca juga: Kabur 7 Tahun, DPO Kejati Maluku Utara Dibekuk di Hotel di Purwokerto saat Bertemu Wanita

Ia juga memanfaatkan media online untuk memasarkan desain batik yang digarap ataupun menerima ide dari para pemesan.

"Pesanan banyak dari Banyumas, Klaten, Cirebon, Tegal, dan Ponorogo. Tapi, kalau menumpuk, saya lebih memprioritaskan pelanggan orang Banyumas," tambahnya.

Harga yang dipatok untuk setiap desain motif batik, bermacam-macam, dari kisaran Rp30.000 hingga Rp250.000 per motif.

Motif batik yang memerlukan konsentrasi tinggi ialah pada motif yang berbentuk garis.

Dalam hal ini, harus teliti dari segi kelurusan maupun kemiringan.

Dulu, ia pernah mendesain menggunakan aplikasi komputer namun menurutnya, hal tersebut malah tak efektif karena terlalu lama.

Jari-jari tangannya sudah terbiasa mendesain motif batik tanpa bantuan aplikasi komputer. Hasil karya manualnya pun tidak kalah estetik.

"Memang, untuk bikin yang sama persis, nggak bisa. Tapi, 80 persen bisa mirip. Wujudnya bisa sama tapi besar kecilnya kemungkinan sedikit berbeda," ungkapnya.

Keahliannya dalam mendesain motif batik sempat ia salurkan dengan mengisi pelatihan-pelatihan desain motif batik.

Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Mengingat, butuh kesabaran, ketelatenan, dan penghayatan rasa dalam setiap goresan motif batik yang tidak semua orang memiliki.

Untuk melayani pesanan motif batik, biasanya, dia dibantu sang istri dalam menggarap. (*)

Baca juga: Ferdy Sambo Dkk Segera Disidang. Kejagung Nyatakan Berkas Perkara Pembunuhan Brigadir J Lengkap

Baca juga: Jadwal Liga 3 Jateng Hari Ini Rabu 28 September 2022

Baca juga: Kronologi Bentrokan Suporter PSCS Cilacap dengan Warga di Ajibarang dan Wangon Banyumas

Baca juga: Hati-hati! Modus Wartawan Gadungan Tribunnews, Ancam Korban Siarkan Video Asusila

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved