Berita Semarang

Tarif Bus Trans Semarang Tetap meski Harga BBM Bersubsidi Naik, Ini Alasannya

Tarif Trans Semarang dipastikan tak naik meski harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kini lebih mahal.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
BRT Trans Semarang berhenti di shelter Simpanglima Kota Semarang. BLUD Trans Semarang memastikan tak ada kenaikan tarif meski terdampak kenaikan harga BBM bersubsidi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tarif Trans Semarang dipastikan tak naik meski harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kini lebih mahal.

Keputusan Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Semarang ini mengacu pada Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomo 39 Tahun 2022.

Kepala BLU UPTD Trans Semarang Hendrix Setiawan mengatakan, layanan Trans Semarang memang tidak untuk mencari keuntungan melainkan memberikan pelayanan mudah dan terjangkau bagi masyarakat Kota Semarang.

Sesuai Perwal Nomor 39 Tahun 2022 tertanggal 27 Juni 2022, Pemerintah Kota Semarang menetapkan tarif Trans Semarang sebesar Rp 3.500 untuk penumpang umum yang membayar secara nontunai.

Sedangkan penumpang yang membayar secara tunai, dikenai tarif Rp 4.000.

Sedangkan, tarif untuk pelajar, veteran, lansia, dan disabilitas, Rp 1.000.

"Trans Semarang bukan profit oriented tapi ini pelayanan untuk masyarakat. Jadi, kami belum ada rencana menaikkan tarif di tengah naiknya BBM," papar Hendrix, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Petugas Kesulitan Cari Pecahan Rp 500, Tarif Tunai Trans Semarang Naik Jadi Rp 4.000

Baca juga: Terlambat Dibayar, Operator BRT Trans Semarang Rute Cangkringan-Stasiun Tawang Mandek Beroperasi

Saat ini, Trans Semarang menggunakan bahan bakar sistem hybrid, yakni perpaduan bahan bakar gas dan BBM.

"Teknologinya sistem hybrid. Meski menggunakan gas, tetap membutuhkan solar," ucapnya.

Dia menyebut, kebutuhan solar untuk Trans Semarang armada besar, rata-rata 106 liter per hari.

Sedangkan, armada medium, sekitar 40 liter per hari.

Sementara, kebutuhan solar untuk feeder sebanyak 40 liter per hari.

Terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengatakan, sistem penganggaran Trans Semarang sudah direncanakan selama satu tahun.

Jika di tengah perjalanan anggaran terdapat penyesuaian harga BBM, akan dianggarkan pada APBD Perubahan.

Jadi, kenaikan BBM ini tidak akan berdampak pada tarif Trans Semarang karena sepenuhnya subsidi dari Pemerintah Kota Semarang.

"Ini baru proses pembahasan anggaran perubahan. Untuk tambahan harga BBM naik disesuaikan saja," ujar politikus PKS tersebut.

Baca juga: Awas! Beri Uang ke Pengemis di Kota Semarang Bisa Kena Denda Rp 1 Juta. Berlaku Mulai 1 Oktober 2022

Baca juga: Aksi Polisi Semarang Kejar Pengedar Narkoba Bak Cerita Film. Adang Pakai Motor, Terdengar Tembakan

Dia berharap, tak ada kenaikan tarif untuk transportasi umum milik pemerintah.

Pasalnya, kenaikan BBM ini akan sangat berdampak pada berbagai sektor.

Harga bahan-bahan akan naik. Transportasi umum massal yang bukan milik pemerintah juga melakukan penyesuaian.

PKS Kota Semarang, kata dia, menolak adanya kenaikan BBM.

Pihaknya meminta pemerintah membatalkan kebijakan tersebut karena kondisi ekonomi masyarakat masih sulit pascapandemi Covid-19.

Daya beli masyarakat saat ini juga masih rendah.

"Kalau tambah (harga) BBM meningkat, bahan dasar transportasi angkutan umum, barang-barang naik. Kami rasa memberatkan masyarakat. Daya beli turun. Sulit untuk meningkatkan pertumbuham ekonomi," paparnya. (*)

Baca juga: Pilih Fokus Hadapi Pemilu 2024, DPC PPP Purbalingga Serahkan Pencopotan Suharso Monoarfa ke DPP

Baca juga: Soal Kisruh Pemecatan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum, DPC PPP Banyumas Memilih Bungkam

Baca juga: Dukung Ukraina, Ben Stiller dan Sean Penn Dilarang Berkunjung ke Rusia

Baca juga: Modus Baru. Pengedar Narkoba di Pati Masukkan Sabu ke Makanan di Angkringan saat Ada Pemesan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved