Berita Banyumas
Tak Putus Asa! Nardi, Difabel Banyumas, Kreatif Bikin Wayang Karton. Terjual hingga Luar Jawa
Kisah inspiratif datang dari difabel asal Papringan, Banyumas, yang memiliki keahlian luar biasa dalam bidang seni.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS – Kisah inspiratif datang dari difabel asal Papringan, Banyumas, yang memiliki keahlian luar biasa dalam bidang seni.
Nardi, namanya. Seorang pemuda lumpuh yang di tengah keterbatasan geraknya memilih menghasilkan wayang karton.
Karya-karyanya pun telah dikenal luas warga Banyumas.
Berawal dari hobi melukis, Nardi berharap karyanya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Hingga akhirnya, ia mencoba melukis karakter pewayangan.
"Bingung, dulu suka melukis tapi tidak bisa dijual. Akhirnya, iseng-iseng bikin wayang, sekitar tahun 2016,” ceritanya, saat ditemui, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Ingin Lingkungannya Bersih dari Sampah, Warga Kutasari Banyumas Ini Sulap Limbah jadi Kerajinan
Baca juga: Pentas Ksatria Singadipa di Kota Lama Banyumas Pukau Penonton, Ceritakan Singadipa Melawan Penjajah
Baca juga: Jateng Selatan Punya Potensi Besar Bidang Maritim, Ketua DPD RI: Cukup dari Tanjung Intan Cilacap
Baca juga: MUI Banyumas Imbau Warga Jeli Pilih Hewan untuk Kurban Terkait Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku
Nardi pun mulai belajar dan mendalami karakter satu per satu tokoh pewayangan.
Semua ditekuni tanpa mengikuti pelatihan.
Hingga akhirnya, dia bisa melukis karakter beberapa tokoh wayang, semisal Anoman, Werkudara, Punakawan, Srikandi, dan tokoh pewayangan lain.
"Kalau favoritnya, tokoh Werkudara karena bagus dan gagah," ujarnya saat ditanya tokoh wayang yang disukai.
"Motivasinya, buat ngisi waktu, dari pada nganggur nggak ngapa-ngapain jadi tetap berkarya walaupun tidak bisa berjalan," ucapnya sembari tersenyum.

Karyanya sudah terjual ke berbagai daerah bahkan luar Pulau Jawa, semisal Sumatera hingga Kalimantan.
Semua karya yang dihasilkan, dikerjakan Nardi secara mandi. Mulai dari melukis hingga menambah rangka agar wayang itu bisa dimainkan.
"Paling, dibantu ambilkan sesuatu yang dibutuhkan, semisal ambil bambu dan penjalin," kata dia.
Untuk satu karya berukuran sedang, dia dapat menyelesaikan dalam 15 hari. Semuanya dikerjakan di rumah.
Untuk harga, Nardi mematok mulai Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan saat membuat.
Dalam memasarkan, dia memanfaatkan media sosial semisal Facebook. Ini membuat jangkauan pemasarannya luas.
Beberapa kali, dia juga mengikuti pameran, baik yang diadakan untuk umum maupun untuk difabel.
Menurut Nardi, pembuatan wayang karton ini dimulai dari menggambar sketsa tokoh wayang di atas selembar kertas karton.
Kemudian, kertas karton itu dipotong mengikuti pola yang sudah dilukis.
Baca juga: Pencarian Dua Pemancing Hanyut di Sungai Kacangan Purbalingga Dilanjutkan, Libatkan 56 Personel SAR
Baca juga: Bejat! Ayah di Cilacap Tega Cabuli Anak Kandung hingga Hamil. Sempat Tepergok Istri, Langsung Ancam
Baca juga: Angka Kemiskinan Purbalingga Capai 16,24 Persen, Ini Instruksi Bupati Tiwi Kepada TKPK
Baca juga: Bakal Dibongkar, Begini Sejarah Jembatan Juwana Pati, Pernah Jadi Nama Jembatan KA Juwana-Lasem
Setelah itu, ditatak atau dilubangi pada bagaian penggerak. Hingga proses akhir yakni mengecat.
"Pakai cat air karena lebih cepat kering. Kalau bahan karton yang digunakan, pakai karton tebal," terangnya.
Nardi mengakui, keberhasilan membuat wayang karton ini tak lepas dari semangat belajar dan ketekunannya.
Dan, yang tak kalah penting, dukungan keluarga yang membuat dia makin bersemangat.
"Orangtua mendukung, alhamdulillah. Ada support juga dari komunitas-komunitas di Purwokerto," ucapnya. (*)