Berita Cilacap
Pencemaran Lumpur Sungai Serayu Ganggu Konservasi Penyu Lekang di Cilacap, Musim Bertelur Bergeser
Pencemaran Sungai Serayu akibat lumpur dari Waduk Mrica Banjarnegara, beberapa waktu lalu, berdampak pada konservasi penyu lekang di Cilacap.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Pencemaran Sungai Serayu akibat lumpur dari Waduk Mrica Banjarnegara, beberapa waktu lalu, berdampak pada konservasi penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di pesisir Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu "Nagaraja" Cilacap Jumawan mengatakan, pencemaran Sungai Serayu membuat perairan pantai di Cilacap ikut kotor.
Akibatnya, penyu lekang yang biasanya mendarat untuk bertelur pada bulan April, mundur hingga Mei.
"Karena pencemaran Sungai Serayu berpengaruh pada keterlambatan pendaratan penyu, mundur satu bulan. Penyu hanya akan bertelur di pantai yang bersih," ungkap Jumawan kepada wartawan, Senin (30/5/2022).
Baca juga: Lagi, Penyu Lekang Ditemukan Mati di Pantai Wagir Indah Cilacap. Diduga Makan Sampah Plastik
Baca juga: Donatur Berkurang, Konsevasi Penyu di Pantai Sodong Cilacap Andalkan Swadaya Kelompok Nagaraja
Baca juga: Perumahan Berbasis Komunitas, Mahmudi Cilacap Berterimakasih ke Ganjar Dapat Rumah Layak
Baca juga: Sejumlah Bagian Bangunan Puskesmas Jeruklegi Cilacap Rusak, Ganjar Langsung Cari Kontraktornya!
Selain itu, lokasi pendaratan penyu kini juga bergeser ke arah timur.
Sebelumnya, penyu biasanya mendarat di sekitar Pantai Sodong, Kecamatan Adipala.
"Untuk saat ini, pendaratan di wilayah timur karena agak jauh dari muara Sungai Serayu dan pantainya bersih. Jaraknya dari lokasi semula sekitar 6 sampai 7 kilometer," ujar Jumawan.
Seperti diketahui, Sungai Serayu yang mengalir dari wilayah Kabupaten Wonosobo, bermuara di pantai wilayah Kecamatan Adipala, Cilacap.
Lebih lanjut Jumawan mengatakan, selama ini, kawasan pantai Cilacap bagian timur merupakan tempat favorit pendaratan penyu untuk bertelur.
"Ini memang rumah bagi penyu untuk bertelur karena ketika malam hari masih tergolong sepi dan tidak ada aktivitas masyarakat sehingga disukai untuk bertelur," kata Jumawan.
Pada bulan ini, Jumawan berhasil mengevakuasi sekitar 285 butir telur penyu dari tiga lokasi, yaitu dua titik di Pantai Welahan Wetan dan satu titik di Pantai Sidaurip.
"Kami sudah evakuasi tiga sarang dari lokasi tersebut. Kami evakuasi karena rawan sekali terkena abrasi pantai dan terinjak kendaraan sehingga kami pindahkan," ujar Jumawan.
Baca juga: Admin Matur Bupati Ikut Pelatihan, Diharapkan Bisa Selesaikan Aduan yang Diterima Pemkab Purbalingga
Baca juga: Polda Jateng Sita 14.630 Liter Minyak Goreng Curah Kemasan Botol, Siap Edar di Banyumas dan Malang
Baca juga: Sesekali Ucap Istighfar saat Bacakan Pledoi, Bupati Nonaktif Banjarnegara: Tuntutan Tak Sesuai Fakta
Baca juga: Banyak Muda Mudi Pacaran di Jalan Bung Karno saat Malam Hari, Satpol PP Banyumas Bakal Gelar Razia
Telur yang telah dipindahkan ke tempat konservasi itu diperkirakan akan mulai menetas secara bertahap mulai akhir bulan Juni hingga Juli mendatang.
Diberitakan sebelumnya, ribuan ikan di aliran Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas, kembali ditemukan mati, Rabu (6/4/2022).
Fenomena tersebut diduga disebabkan pembuangan lumpur atau flushing dari Waduk Mrican, Banjarnegara.
Kejadian serupa juga sempat terjadi pada Jumat (1/4/2022). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Rumah Penyu" di Pesisir Cilacap Terdampak Pencemaran Sungai Serayu, Lokasi Bertelur Bergeser".