Berita Semarang
Cerita Pilu SN Siswi SMP Korban Perundungan dan Kekerasan Semarang: Seorang Yatim Piatu
Ada cerita pilu dialami SN (14) korban perundungan dan dugaan kekerasan oleh kakak kelasnya sesama pelajar SMP Negeri di Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: mamdukh adi priyanto
"Dilakukan proses visum dan menyerahkan seragam sekolah dan handphone untuk barang bukti," terangnya.
Baca juga: Dosen Konseling Unnes: Mengeluarkan Siswa Pelaku Perundungan dari Sekolah Bukan Solusi Tepat
Kini keluarga menuntut agar kasus itu berjalan adil.
Mereka mengaku berasal dari keluarga tak mampu.
Meski begitu, mereka ingin kasus penganiayaan tersebut dapat berjalan seadil-adilnya.
"Kami orang tak punya, tidak bisa menyewa pengacara.
Kami hanya ingin kasus ini berjalan dengan seadil-adilnya.
Kalau bisa dipidanakan ya pidanakan," ujar Satrio.
Baca juga: Kasus Pengeroyokan dan Bullying Siswi SMP di Alun-Alun Semarang, Psikolog: Kondisi Korban Trauma
Satrio mengungkapkan, keluarga merasa tak dilibatkan saat polisi melakukan konferensi pers di media, sehingga ia sempat memposting protesnya di media sosial.
Ia memposting protesnya di grup Facebook Kota Semarang.
Tetapi pihak polisi kemudian menanggapinya untuk datang ke kantor Polrestabes, Jumat (27/5/2022).
"Iya saya tanyakan bagaimana prosedurnya kenapa kasus tidak ada perkembangan sama sekali.
Besok kami akan kesana agar mendapatkan kejelasan," tuturnya.
Baca juga: Ini Kata Polisi Penyebab Kasus Pengeroyokan dan Perundungan Siswi SMP di Alun-Alun Semarang
Ia menyebut, keluarga besarnya juga heran saat konferensi pers dengan media yang dihadirkan hanya pihak keluarga tersangka saja.
Pihaknya yang sebagai korban tidak diundang dalam kegiatan itu.
"Kami kaget saat lihat di media sosial Instagram orangtua tersangka minta maaf sepihak bersama polisi.