Waisak 2022
Cara Warga Thekelan Semarang Jaga Persaudaraan Beragama: Ucapkan Selamat Waisak di Pinggir Jalan
Hari Raya Waisak di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (16/5/2022), berlangsung penuh kekeluargaan.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA – Hari Raya Waisak di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (16/5/2022), tidak hanya diperingati warga Budha tetapi seluruh warga beragama lain di dusun tersebut.
Warga Budha yang mayoritas memakai pakaian berwarna putih di dusun itu berdiri berjajar di kanan kiri jalan yang membelah dusun.
Satu per satu warga beragama lain, kemudian berjalan memberikan ucapan selamat Waisak kepada mereka.
Dusun Thekelan dikenal sebagai dusun penuh toleransi.
Berawal dari Lima Tahun Lalu
Pemandangan seperti itu akan selalu terlihat saat perayaan berbagai agama lantaran dusun yang dihuni warga beragama Islam, Kristen, dan Budha.
"Pertama kali adanya toleransi antar umat beragama saat lima tahun lalu, bulan Desember. Pada saat itu, ada perayaan ulang tahun RT 03," kata Rusmin, warga Thekelan, Senin (16/5/2022).
"Karena perayaan tersebut berbarengan dengan Hari Raya Natal maka warga RT 03 sekalian mengucapkan selamat Natal kepada warga Kristen serta bersalam-salaman," tambahnya.
Baca juga: Indahnya Persaudaraan di Thekelan Semarang: Warga Beda Agama Jagai dan Ucapkan Lebaran Usai Salat Id
Baca juga: Warga Getasan Semarang Bikin Gerakan Infak Sayur, Berharap Pembangunan Masjid Cepat Selesai
Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Gara-gara Pinjol di Semarang: Pelaku Malu Karena Habiskan Uang Tabungan Suami
Baca juga: Kunjungi Pertanian Organik di Semarang, Ganjar: Kami Dorong Penuh, Diberikan Bantuan Prioritas
Warga yang merayakan berdiri di pinggir jalan dan warga agama berjalan menghampiri mereka, memberi selamat.
"Jadi, warga RT 03 yang beragama Kristen berdiri dan warga yang beragama lain menyelamati sambil berjalan," tambahnya.
Tradisi itu kemudian diteruskan. Saat warga yang beragama Islam merayakan Hari Raya Idulfitri, warga beragama Kristen dan Budha di Dusun Thekelan langsung berinisiatif memberi ucapan selamat.
Caranya, sama. Mereka yang merayakan berdiri berjajar dan warga beragama lain datang memberi selamat.
"Setelah itu, kami programkan di RT 03 agar menjadi acara tahunan setiap ada hari raya keagamaan," ungkapnya.
"Ternyata warga Dusun Thekelan juga mengambil inisiatif kegiatan seperti itu. Jadi kegiatan ini tidak terencana," paparnya.
"Kami memulai Hari Raya Idulfitri, warga yang beragama selain Islam sudah menunggu di luar untuk memberi ucapan," tambahnya.
Sampai saat ini, toleransi beragama di Dusun Thekelan masih berjalan.
"Mulai itulah budaya ini berlanjut sampai sekarang," ucapnya.
"Justru, kesadaran dari masyarakat yang membuat hubungan antar umat beragama itu sangat perlu," tambahnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut dapat menangkal radikalisme di Dusun Thekelan.
"Jika antar umat beragama dapat menjalin silaturahim dan melestarikan budaya tersebut, kita mampu menangkal radikalisme," ucapnya.
Baca juga: Truk Boks Bermuatan Kopi Tabrak Truk Gandeng di Jalingkut Brebes-Tegal, Dipicu Pecah Ban
Baca juga: Wanita, Waspadai Cuaca Panas Akhir-akhir Ini! Bisa Picu Hiponatremia
Baca juga: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Waisak: Semoga Cahaya Kebahagiaan Menerangi Jalan Kita
Baca juga: Polda Jateng Temukan 59 Hewan Ternak di 4 Kabupaten Positif Penyakit Mulut dan Kuku, 3 Mati
Sementara itu, Tokoh Agama Budha, Mandar, mengaku sangat senang dengan toleransi beragama di Thekelan.
"Kami, umat Budha, saat merayakan Hari Raya Waisak sangat senang. Semoga, bukan hanya satu kali saja kegiatan seperti ini tapi dapat dilanjutkan sampai kapanpun," kata Mandar.
Mandar pun merasa bangga tinggal di Dusun Thekelan.
"Kami sangat bangga di Dusun Thekelan ini karena di sini, sangat kental toleransi antar umat beragamanya," ungkap dia. (*)