Berita Kendal

Santri di Kendal Terampil Ubah Kotoran Kambing jadi Kompos, Bagian Menjaga Lingkungan

Yayasan Pendidikan Amana Sabilurrasyad Kendal mulai mengembangkan metode pengajaran baru berbasis lingkungan kepada para santri.

Penulis: Saiful Masum | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
Santri Yayasan Pendidikan Amana Sabilurrasyad Kendal melukis ember untuk tempat sampah hias, Minggu (2/1/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Yayasan Pendidikan Amana Sabilurrasyad Kendal mulai mengembangkan metode pengajaran baru berbasis lingkungan kepada para santri.

Santri-santri pondok pesantren Boarding School di Ngampel Kendal ini diajarkan cara mengenal dan menjaga lingkungan agar tetap asri.

Di antaranya, mendaur ulang sampah jadi produk kerajinan, membuat pupuk kompos dari kotoran ternak, teknik ecobrick, hingga menyulap perca menjadi produk pakai.

Ketua Yayasan Pendidikan Amana Sabilurrasyad dr Susmeiati mengatakan, beberapa santrinya kini sudah bisa mengolah limbah sampah menjadi produk bernilai jual tinggi.

Santrinya juga mulai terampil membuat pupuk kompos dari kotoran ternak kambing atau domba.

Termasuk, menyulap limbah sampah plastik menjadi kerajinan unik.

Susmeiati mengungkapkan, melalui sampah, banyak ilmu yang bisa didapat para santri.

Sampah jadi sumber ilmu yang bisa digali dan dikembangkan di era yang serba modern, khususnya di lingkungan pondok pesantren.

Baca juga: Berkah Akhir Tahun Bagi Atlet Berprestasi di Kendal, Pemkab Berikan Hadiah Total 225 Juta

Baca juga: Bupati Kendal Ingin 246 Pegawai Jadi Agen Perubahan 2022, Dico: Tinggalkan Kebiasaan Lama!

Baca juga: Hari Ini Pedagang Pasar Weleri Kendal Pindahan, Tempati Lahan Relokasi di Terminal Bahurekso

Baca juga: Pekan Ini, Disdag Kendal Gelar Operasi Pasar di Tiga Desa, Imbas Harga Minyak Goreng Rp 19 Ribu

Dengan sampah pula, santri bisa terus berkreasi, menciptakan produk yang inovatif, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sekitar.

"Pengembangan pembelajaran ini bisa membiasakan diri (santri) lebih menjaga lingkungan. Ini yang kami kembangkan agar santri Sabilurrasyad bisa tumbuh kepedulian terhadap lingkungan," terangnya, Minggu (2/1/2022).

Dalam rangka memajukan pendidikan di lingkungan pesantren, Susmeiati mengajak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang untuk mengembangkan Pondok Pesantren Hijau (Green Islamic Boarding School) sebagai cikal bakal di Jawa Tengah pada awal 2022.

Sekretaris Prodi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Walisongo, Rusmadi menerangkan, program Pondok Pesantren Hijau menjadi awal komitmen UIN dengan pondok pesantren dalam penanganan limbah domestik asrama, peternakan, dan limbah sekolah.

Dengan itu, seluruh civitas di Ponpes Sabilurrasyad dapat menerapkan sistem reduce, reuse, dan recycle limbah sampah yang ada untuk mendukung pendidikan karakter santri.

"Kerusakan lingkungan tiap hari semakin memprihatinkan. Termasuk dampak terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan global."

"Nelayan, petani gagal panen, juga berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh manusia," ujarnya.

Kata Rusmadi, permasalahan lingkungan ini harus diantisipasi dengan cara teknis dan nonteknis.

Pihaknya akan membantu para santri pondok agar bisa menjadi agen pecinta lingkungan.

Melalui pengembangan teknik ecobrick, pengolahan, dan pemanfaatan limbah plastik, pembuatan program eco-enzim, dan pengembangan sabun ramah lingkungan.

"Kami menyambut baik inisiatif dari pesantren. Kami yakini, mengubah lingkungan tidak dengan persoalan teknis saja namun juga moral dan karakter."

"Ini baru pertama kali yang mengintegrasikan pendidikan di dalam pesantren dengan lingkungan," tuturnya.

Baca juga: Ambulans PMI Solo Tabrakan dengan Mobil di Manahan, Pasien Terpaksa Dievakuasi Pakai Truk Polisi

Baca juga: Tak Dengarkan Klakson Kereta, Warga Somagede Banyumas Tewas Tertabrak KA Bangunkarta

Baca juga: Suasana Nobar Final Piala AFF 2020 di Rumah Pratama Arhan, Ibu Ikut Nonton meski Terbaring Sakit

Baca juga: Kasus Omicron Tembus 136, Kemenkes Imbau Warga Tak Kunjungi Turki dan Arab Saudi. Ini Alasannya

Selain beberapa program penanganan sampah, pihaknya juga akan membantu pesantren dalam menata green pesantren.

Mulai dari penyusunan parameternya hingga eksekusi lapangan untuk menghasilkan output yang maksimal.

Dosen Biologi UIN Walisongo dr Lianah menambahkan, pada tahap awal, santri akan mengikuti pelatihan secara teori dan praktik di bidang pengolahan sampah.

Dengan harapan, tidak ada lagi sampah di dalam yayasan yang tidak terolah.

"Limbah sampah bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Ini bisa digunakan untuk menyejahterakan pondok dan masyarakat sekitar," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved