Berita Semarang
Protes Pemerintah Tak Urus Warga Terdampak Perubahan Iklim, Walhi Jateng Tenggelamkan 10 'Pejabat'
10 patung bergaya kontemporer menyerupai pejabat pemerintah ditenggelamkan di kampung pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, Jumat (5/11/2021).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - 10 patung bergaya kontemporer menyerupai pejabat pemerintah ditenggelamkan di kampung pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, Jumat (5/11/2021).
Patung pejabat terdiri dari dua perempuan dan delapan pria, mereka mengenakan seragam necis, berdasi, dengan pose seperti sedang rapat.
Mereka ditenggelamkan di bangunan bekas tempat pelelangan ikan (TPI) yang kini hancur dilibas banjir rob.
Di belakang patung berjejer para aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jateng.
Mereka membentangkan poster dengan beragam kalimat yang mengkritisi soal lingkungan, di antaranya bertuliskan 'Semarang Darurat Iklim Gerak Sekarang Juga'.
Baca juga: 41 Rumah di Mangkang Kulon Kota Semarang Kebanjiran akibat Tanggul Sungai Plumbon Jebol
Baca juga: Suami Istri asal Demak Curi Rumah Kosong di Kota Semarang, Kendarai Mobil agar Dikira Pindahan Rumah
Baca juga: Tujuh Pohon Tumbang di Kota Semarang, Bersamaan Hujan Deras Disertai Angin Kencang
Baca juga: 20 Siswa dan Tenaga Pendidik di Kota Semarang Masih Jalani Isolasi, Dinkes: Tunggu Hasil Evaluasi
Direktur Eksekutif WALHI Jateng, Fahmi Bastian menjelaskan, patung yang ditenggelamkan mencerminkan pejabat yang merupakan mandat dari rakyat namun tak peduli soal perubahan iklim dan hanya berbicara soal ekonomi.
"Maka, prosesi penenggelaman patung bagian dari pesan bahwa tak hanya rakyat yang tenggelam tapi para pejabat saja juga bisa tenggelam," bebernya.
Selain itu, penenggelaman patung bagian dari merespon Konferensi Iklim Terbesar COP26 yang diselenggarakan di Glasgow, Scotlandia, Inggris, pada tanggal 30 Oktober sampai 11 November 2021.
Kampanye ini dilakukan untuk mengingatkan terkait pembangunan industri di kawasan pesisir, ambisi proyek strategis nasional di daerah rawan bencana, dan penggunaan energi kotor adalah bagian dari penyebab krisis iklim.
"Semua hal itu, tentu pemerintah mempunyai tanggung jawab yang besar," terang Fahmi.
Melihat hal itu, krisis iklim harus di respon secara serius dan pemerintah harus punya ambisi dalam penanganan.
Selain itu, perhatian lebih juga harus diberikan kepada masyarakat yang terdampak krisis iklim, salah satunya adalah Kampung Tambakrejo.
"Saya harap, Pemkot Semarang melihat masyarakat pesisir harus segera ditangani. Jangan hanya bicara infrastruktur tetapi masyarakatnya harus diperhatikan," ungkapnya.
Sementara, 10 patung yang menggambarkan pejabat pemerintah tersebut merupakan karya dua seniman Semarang, yakni Gunawan dan Muji Konde.
Baca juga: PSISa Salatiga Taklukkan Ebod Jaya Kebumen 1-0 di Liga 3 Jateng, Gol Disumbang Anggi Rio Putra
Baca juga: Korban Tenggelam di Sungai Lingga Banyumas Ditemukan Tewas, Operasi Pencarian Dihentikan
Baca juga: Polisi Tak Temukan Bekas Pengereman di Lokasi Kecelakaan Vanessa Angel, Kecepatan Mobil Didalami
Baca juga: Aksi Kejar-kejaran Terjadi di Sidomulyo Kebumen, Pemilik Pergoki Pencuri Bawa Kabur Motor
Menurut Gunawan, pembuatan patung itu membutuhkan waktu sepekan.