Berita Banyumas

Dijuluki Ratu Ular, Nenek Asal Purwokerto Banyumas Kerap Bantu Warga Tangkap dan Koleksi 75 Ular

Tak hanya mengoleksi 75 ekor ular. Wanita yang akrab disapa Iin itu juga kerap membantu warga saat ada ular yang masuk ke rumah atau permukiman.

Editor: rika irawati
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Indrastuti atau Iin (57), warga Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menunjukkan ular peliharaannya. Kecintaan Iin kepada ular membuat dia dikenal sebagai Ratu Ular. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Tak banyak orang yang memiliki ketertarikan untuk 'dekat' dengan hewan buas, termasuk ular.

Namun, keberanian itu dimiliki Indrastuti, warga Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bahkan, perempuan berusia 57 tahun ini dijuluki 'ratu ular'.

Tak hanya mengoleksi 75 ekor ular. Wanita yang akrab disapa Iin itu juga kerap membantu warga saat ada ular yang masuk ke rumah atau permukiman.

Kata Iin, usai berhasil ditangkap, ular-ular itu akan dikembalikan lagi ke alam yang jauh dari tempat bermukim warga.

Kegiatan rescue ini sering Iin lakukan bersama timnya. Tak hanya itu, nenek dua cucu ini juga sering memberikan edukasi kepada masyarakat.

Baca juga: Bupati Husein Luncurkan Kopi Seruni, Ingin Jadi Kopi Andalan Banyumas

Baca juga: PHRI Banyumas Kecewa Cuti Bersama Nataru Ditiadakan, Khawatir Okupansi Anjlok Lagi

Baca juga: Longsor Kecil Mulai Terjadi, BPBD Banyumas Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan

Baca juga: Ada Potensi di Timur Tengah, Pengusaha Jamu Banyumas Raya Didorong Lakukan Ekspor

Materi edukasinya seputar mengenalkan ular yang berbisa atau tidak, hingga cara penanganan bila tergigit.

Iin melakukan langkah itu karena merasa prihatin, banyak masyarakat awam dan penghobi ular yang meninggal akibat tergigit ular.

"Banyak yang jadi korban karena kegigit king kobra, bahkan sampai meninggal karena kurang hati-hati," ujarnya.

Menyenangi Ular Sejak Kecil

Menurut Iin, dirinya mulai tertarik dengan ular sejak kecil. Ia menceritakan, dulu, hobinya itu dipandang tabu oleh masyarakat.

"Dari SD sudah mainan ular, dari hati memang senang. Cuma, dulu, orang belum terbiasa melihat perempuan bermain dengan ular, jadi masih tabu," ucapnya.

Seiring waktu berjalan, pandangan orang di sekitarnya mulai berubah.

Meskipun demikian, anggapan miring soal hobinya tersebut masih kerap ia temui.

"Ada yang bilang, 'nenek-nenek kok mainan ular'. Saya ini bukan mainan tapi pencinta ular," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved