Berita Jawa Tengah
Inilah Ampyang Maulid, Tradisi Warga Loram Kulon Kudus Tiap Maulid, Berikut Bentuknya
Peringatan Maulid Nabi di Loram Kulon yang berlangsung setiap tahun yang jatuh pada 12 Rabiulawal itu dipusatkan di Masjid At-taqwa atau Masjid Wali.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
Setelah sampai di masjid, kemudian dilakukan pembacaan maulid barzanji dan dilanjutkan doa bersama.
Puncaknya gunungan nasi kepel dan buah-buahan itu dibagikan kepada sejumlah warga.
Penyebutan Ampyang Maulid itu erat kaitannya dengan gunungan yang dibawa dalam tradisi tersebut.
Sebab, dalam gunungan selain terdapat nasi maupun buah-buahan, juga terdapat kerupuk warna-warni.
Warga setempat menyebut kerupuk tersebut ampyang.
"Tradisi Ampyang Maulid ini diilhami dari nama makanan."
"Itu merupakan bagian dari ekspresi peringatan kelahiran Nabi," kata Juru Pelihara Gapura Masjid Wali, Afroh Aminudin kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (19/10/2021).
Menurut Afroh, tradisi ini dipercaya sudah ada sejak masa Sultan Hadirin saat menyebarkan agama di desa tersebut pada abad 16.
Ampyang Maulid merupakan bagian dari media dakwah yang dilakukan Sultan Hadirin kala itu.
"Untuk inti dari kegiatan ini adalah pembacaan maulidnya," kata Afroh. (*)
Baca juga: Keren Nih, Lapas Kelas IIB Kendal Punya Industri Pakan Ternak, Produksi Sehari Bisa Capai 1 Ton
Baca juga: Mengenal Tradisi Weh-wehan, Tradisi Warga Kaliwungu Kendal Berbagi Makanan di Hari Maulid Nabi
Baca juga: Muncul Dugaan Jual Beli Lapak Pasar Johar Semarang, Hendi: Silakan Pedagang Bisa Lapor Polisi
Baca juga: Kepala DPU Kota Semarang Geram, 6 Pohon Pule di Pinggir Jalan Mati Diduga Sengaja Disiram Solar