Berita Kudus
Sekolah Tatap Muka Mulai Digelar, Pasar Kliwon Kudus Diserbu Ibu-ibu: Seragam Lama Sudah Tidak Muat
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dimulai serentak di Kudus, pekan ini, membuat permintaan seragam sekolah melonjak.
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dimulai serentak di Kudus, pekan ini, membuat permintaan seragam sekolah melonjak.
Pemilik Toko Ika Jaya, Miftahul Huda (30) mengatakan, penjualan seragam sekolah sudah mulai terasa sejak sepekan yang lalu, saat PTM diumumkan dimulai Senin (30/8/2021), hari ini.
Menurutnya, permintaan paling banyak adalah seragam sekolah dasar (SD).
"Karena pandemi ini, anak-anak nggak sekolah kan lama, sampai dua tahun. Jadi, seragamnya sudah nggak muat lagi," jelas warga Tenggeles, saat ditemui di tokonya di Pasar Kliwon Blok A Nomor 60.
Huda menjelaskan, dalam sehari, dia bisa menjual sedikitnya 50 setel seragam sekolah.
Lebih banyak dibandingkan saat pandemi, hanya menjual 5-10 setel per hari.
Baca juga: Level PPKM Turun, Pemkab Kudus Izinkan Tempat Wisata Buka dengan Syarat
Baca juga: PTM Digelar Pekan Depan, Bupati Kudus: Peserta Didik Dilarang Gunakan Masker Scuba
Baca juga: Di Kudus, Pembelajaran Tatap Muka Digelar Serentak Pekan Depan
Baca juga: SD Negeri 1 Jepang Kudus Mulai Gelar Uji Coba PTM: Siswa Pakai Pakain Bebas karena Seragam Tak Muat
Sementara, untuk permintaan seragam SMP dan SMA, tetap ada tetapi tidak sebanyak permintaan seragam siswa SD.
"Naiknya (permintaan seragam SD) lumayan banyak, bisa sampai 50 setel per hari," ujarnya.
Menurutnya, harga seragan SD yang ditawarkan berkisar antara Rp 55 ribu sampai Rp 95 ribu per setel, tergantung ukuran.
"Pembeli dari luar kota juga banyak, nggak hanya dari Kudus. Misalnya, dari Blora, Jepara dan Purwodadi," ucapnya.
Dia bersyukur turunnya status PPKM di Kudus menjadi level 2 telah membuat kondisi penjualan di Pasar Kliwon melonjak.
Sejak pandemi, banyak anak sekolah yang belajar di rumah secara daring sehingga pedagang seragam harus beralih berjualan kemeja dewasa dan anak-anak.
"Karena nggak ada yang beli seragam, saya jualnya kemeja anak-anak dan dewasa. Buat belajar daring kan disuruhnya pakai kemeja," ujarnya.
Baca juga: Tetap Berprestasi di Tengah Pandemi, Kwarcab Purbalingga Sabet Lima Juara di Lomba Kwarda Jateng
Baca juga: Tragis! Ibu Muda Asal Bakal Banjarnegara Ditemukan Bersimbah Darah di Pinggir Jalan, Sepulang Kerja
Baca juga: Pemkab Banyumas Gelar PTM Mulai September, Hanya Berlangsung di 27 SD dan SMP
Baca juga: Manusia Kanibal Sumanto Terima Vaksin Covid di Panti Supono Mustajab Purbalingga, Gunakan Sinopharm
Satu di antara warga yang sibuk mencari seragam sekolah untuk anaknya adalah Siti Rofiah (28), warga Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Seragam anaknya, kata dia, sulit dicari karena berukuran jumbo meski sang anak masih duduk di bangku kelas tiga SDN 1 Cendono.
"Anak saya itu besar, seragamnya sudah nggak muat. Terakhir kelas satu pakai seragam, masuk lagi kelas tiga," ujar dia.
Dia mengaku, senang pembelajaran tatap muka di sekolah sudah mulai digelar.
"Senang, sudah belajar lagi di sekolah, walaupun masih ada pandemi. Yang penting tetap prokes," ujar dia. (Raka F Pujangga)