Berita Purbalingga
Bulog Beri Bantuan 5 Ton Fortivit bagi 12 Ponpes di Purbalingga, Bupati: Ini Bukan Beras Ecek-ecek
Pemerintah Kabupaten Purbalingga mendapatkan bantuan lima ton beras Fortivit dari Perum Bulog.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga mendapatkan bantuan lima ton beras Fortivit dari Perum Bulog. Bantuan dari program coorporate social responsibility (CSR) itu disalurkan kepada 12 pondok pesantren.
Bantuan diterima Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, di pendopo Dipokusumo, Jumat (20/8/2021).
Direktur Human Capital Perum Bulog Purnomo Sinar Hadi mengatakan, Perum bulog memiliki produk beras hasil fortifikasi.
Beras ini mengandung zat besi, asam folat, vitamin A, B1, B3, B6, B12, dan Zinc.
Kandungan vitamin ini mampu meningkatkan stamina dan imunitas tubuh.
Baca juga: Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Kunjungi Purbalingga, Ini Kegiatannya Selama Tiga Hari
Baca juga: Polres Purbalingga Kembali Gelar Vaksinasi Merdeka Candi, Tersedia 29.400 Dosis Vaksin Moderna
Baca juga: Cerita Pahlawan Purbalingga Rebut Kemerdekaan: Terluka Akibat Bom, Dapat Obat Hasil Drama Dokter
Baca juga: Total Ada 116 Warga Binaan Rutan Purbalingga Terima Remisi, Berikut Datanya
Bulog berkeinginan membantu sesama guna meningkatkan stamina serta imunitas tubuh.
"Bantuan beras ini sebenarnya diperuntukkan bagi daerah dengan angka stunting tinggi. Kabupaten Purbalingga memiliki angka stunting cukup tinggi pada 5 tahun lalu, tepatnya tahun 2016, dimana angka stunting Purbalingga mencapai 23 persen," kata Purnomo dalam rilisnya, Jumat.
Sementara, Bupati Dyah Hayuning Pratiwi mengapresiasi langkah Bulog memberikan bantuan beras Fortivit kepada 12 pimpinan pondok pesantren di wilayahnya.
Ponpes merupakan salah satu yang terdampak pandemi. Ia berharap, bantuan ini bisa bermanfaat dan menjadi berkah bagi semua.
Ia mengungkapkan, beras fortivit bukan beras ecek-ecek. Beras fortivit ini merupakan beras yang memiliki kandungan vitamin.
Beras jenis ini diperuntukkan bagi penanganan stunting. Stunting merupakan permasalahan nasional dan menjadi program prioritas pemerintah pusat yang harus ditangani pemerintah kabupaten/kota di Indonesia.
Tiwi, sapaan bupati, mengatakan, Angka stunting di Purbalingga dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.
"Mudah-mudahan, angka stunting ini terus menurun dan kita bisa bareng-bareng menyukseskan program prioritas pemerintah pusat terkait stunting," ungkapnya.
Baca juga: Bupati Larang Warga Kirim Karangan Bunga HUT Kebumen: Dapat Dialihkan Bentuk Paket Sembako
Baca juga: Miris! Bocah Tiga Tahun di Banyumas Dirudapaksa, Pelaku Masih Remaja 16 Tahun
Baca juga: 1.691 Karyawan Garuda Indonesia Setuju Pensiun Dini, Imbas Krisis Keuangan yang Belum Teratasi
Baca juga: Viral, Polisi Adu Mulut dengan Kades dan Bubarkan Dangdutan Tasyakuran HUT RI di Kebonagung Kendal
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono menambahkan, berdasarkan data dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pengukuran sampai 15 Juni 2021, jumlah bayi stunting di Kabupaten Purbalingga kini berada di angka 14,57 persen.
Secara rinci, jumlah bayi kategori pendek 5.074 anak (11,37 persen) dan bayi sangat pendek sejumlah 1.426 anak (3,20 persen).
"Beberapa wilayah kerja Puskesmas yang cukup banyak balita stuntingnya adalah Puskesmas Kutasari sebanyak 720 bayi, Karangmoncol 669 bayi, Kejobong 607 bayi, Karanganyar 464 bayi, dan Purkesmas Serayu Larangan 420 bayi," terangnya. (Tribunbanyumas/jti)