Tips Sehat
Banyak Diburu saat Pandemi Covid, Ini Manfaat dan Bahaya Konsumsi Vitamin D
Vitamin D menjadi satu di antara vitamin yang diburu warga di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Vitamin D menjadi satu di antara vitamin dan suplemen yang diburu warga di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Vitamin ini juga diresepkan dokter kepada pasien yang tengah menjalani pengobatan Covid-19.
Alhasil, warga mengonsumsi tanpa tahu takaran yang tepat. Padahal, konsumsi yang berlebih justru membahayakan mereka yang mengonsumsi.
Dikutip dari Kompas.com, 7 Juli 2021, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Prof Dr Zullies Ikawati, Apt mengatakan, vitamin C, D, dan E, paling sering dihubungkan dengan sistem imun.
"Vitamin D memang salah satu yang berkorelasi dengan sistem imun tubuh," kata Prof Zullies menjelaskan manfaat Vitamin D.
Kendati baik untuk tubuh namun Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, asupan vitamin D yang sangat tinggi bisa berbahaya tubuh.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa belum ada bukti ilmiah yang kuat suplemen vitamin D bermanfaat mencegah atau mengobati Covid-19.
"Jadi, jangan kampanye yang berlebihan sebelum ada bukti," tulis Prof Zubairi dalam akun twitternya, @ProfesorZubairi, Selasa (17/8/2021) malam.
Baca juga: Mitos-mitos Salah Kaprah soal Daya Tahan Tubuh, Mulai dari Vitamin hingga Vaksin
Baca juga: Vitamin Apa yang Bagus untuk Tingkatkan Sistem Imun Tubuh? Ini Kata Dokter
Baca juga: Tak Cuma Berjemur, Konsumsi Kuning Telur Juga Efektif Dapatkan Vitamin D
Baca juga: LIPI Sulap Jambu Biji Merah Jadi Suplemen Daya Tahan Tubuh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyampaikan fakta bahwa rata-rata, kadar vitamin penduduk Indonesia cukup rendah, yakni 17,2 nanogram per mililiter.
Padahal, kadar normal vitamin D dalam tubuh antara 30 sampai 60 nanogram per mililiter.
Meski begitu, kata Prof Zubairi, bukan berarti kita harus mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari.
"Tetaplah konsumsi sesuai kebutuhan," ungkapnya.
Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
- 400 IU untuk anak hingga usia 1 tahun,
- 600 IU untuk usia 1–70 tahun,
- 800 IU untuk usia 70 ke atas.
"Kalau tes kadar vitamin D yang dilakukan dengan tes darah Anda normal, ya tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen," kata Prof Zubairi.
Ini karena sebenarnya, kita sudah memiliki "calon vitamin D" yang ada di bawah kulit.
Selain itu, kita sebagai orang Indonesia, punya keuntungan mendapat sinar matahari cukup sepanjang tahun, yang dapat mengaktifkan calon vitamin D tersebut.