Berita Jawa Tengah

Inilah Batik Ciprat Karya Penyandang Tunadaksa di Pati, Menuangkan Warga Gunakan Sabut Kelapa

Karya para penyandang disabilitas di Kabupaten Pati ini memperoleh penghargaan Juara III dalam ajang Pati Innovation Award 2021 kategori umum.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Ketua PPDI Pati Suratno menunjukkan kain batik ciprat yang dia produksi bersama rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas, Selasa (3/8/2021). 

Dia dan rekan-rekan penyandang disabilitas ingin menghasilkan sesuatu yang unik.

“Akhirnya kami beralih ke ciprat, sebab setahu kami se eks Karesidenan Pati belum ada batik ciprat,” tutur dia.

Suratno menyebut, ada delapan anggota PPDI yang rutin membatik.

Semuanya penyandang disabilitas tunadaksa.

“Kelebihan kami ialah tidak pakai kuas untuk menciprat."

"Kami pakai sabut kelapa dan akar alang-alang yang diikat,” ungkap dia.

Proses pembuatan kain batik ciprat di Sekretariat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Pati, Selasa (3/8/2021).
Proses pembuatan kain batik ciprat di Sekretariat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Pati, Selasa (3/8/2021). (TRIBUN BANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL)

Baca juga: Difabel di Kota Semarang Mulai Terima Vaksin Covid, Dimulai dari 97 Siswa YPAC

Baca juga: PPKM Level 4 di Semarang Diperpanjang, Wali Kota Hendi: Aturan Pembatasan Masih Sama

Proses Membatik

Proses pembuatan batik ciprat dimulai dengan membentangkan kain dengan rangka bambu.

Kemudian malam atau lilin yang sudah dipanaskan di kompor diciprat-cipratkan menggunakan sabut kelapa dan akar alang-alang ke kain tersebut.

Setelah diciprat, kain didiamkan 15 menit.

Selanjutnya dilakukan pewarnaan atau blok warna menggunakan spons.

“Setelah itu didiamkan lagi 15 menit, lalu dikunci menggunakan water glass dan didiamkan 24 jam."

"Selanjutnya dilorot (melunturkan lilin menggunakan air panas), dijemur, seterika, dan jadi,” papar Suratno.

Dalam melakukan pencipratan untuk membentuk motif, lanjut dia, mulanya ia hanya asal-asalan.

Namun, seiring berjalannya waktu ada teknik khusus yang ia lakukan sehingga motif yang terbentuk lebih bagus.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved