Berita Kendal
Begini Cara Pengrajin Tahu di Desa Blorok Kendal Bertahan di Tengah Kenaikan Harga Kedelai dan Wabah
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menjadi tantangan bagi para pengusaha tahu. Termasuk, di Desa Blorok, Kecamatan Brangsong, Kendal.
Penulis: Saiful Masum | Editor: rika irawati
"Kami coba manajemen demikian sebagai solusi agar tidak ada pengurangan karyawan. Namun, dampak PPKM, harga kedelai terus naik. Kami siasati apa yang bisa kami lakukan," tutur Muzawir yang sudah menjadi perajin tahu belasan tahun.
Baca juga: Warga Jatilawang Banyumas Senang, Pembangunan Jembatan Gantung Kalitajum Mulai Dikerjakan
Baca juga: Modus Memacari Korban, Pengemudi Taksi Online di Kota Tegal Kuras Tabungan Janda Muda
Baca juga: Cerita Pelaku Wisata Purwokerto: Banting Setir Jadi Pedagang Es Degan demi Bertahan saat Pandemi
Baca juga: Langkah Jonathan Cristie di Olimpiade Tokyo 2020 Terhenti, Kalah dari China dalam Dua Gim
Selain mengurangi jumlah produksi, Muzawir juga menaikkan harga jual untuk menutup tingginya harga beli kedelai.
Satu drum tahu dijual ke pedagang atau pengepul seharga Rp 180.000, naik Rp 25.000 dari harga sebelumnya, Rp 155.000.
Warga Kendal itu pun berharap, pemerintah lebih serius menangani pandemi Covid-19 dan bekerjasama sebaik mungkin dengan masyarakat agar pandemi segera berakhir.
"Kami harap, aturan PPKM segera berakhir. Kehidupan normal kembali dengan adanya ikhtiar pemerintah dan masyarakat. Ya, ini yang bisa kami lakukan, harga baku kedelai mahal. Kalau tidak ada pengurangan pasti akan minus banyak," ujarnya.
Muzawir pun mengaku bersyukur, usaha pembuatan tahu miliknya masih berjalan di tengah pandemi Covid-19 meski dengan keterbatasan yang ada. (*)