Penanganan Corona
Kasus Covid Terus Mencapai Rekor, WHO Desak Indonesia Lakukan Penguncian Lebih Ketat
Lonjakan kasus baru dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia menarik perhatian WHO. Mereka pun mendesak Indonesia melakukan penguncian ketat.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Lonjakan kasus baru dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, WHO mendesak Indonesia menerapkan penguncian lebih ketat dan luas.
Desakan ini disampaikan Kamis (22/7/2021), atau dua hari setelah Presiden Joko Widodo berencana melonggarkan pembatasan atau relaksasi. Meski, dengan catatan, kasus Covid-19 melandai.
Beberapa pekan terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi global, dengan kasus positif Covid-19 melonjak lima kali lipat dalam lima minggu terakhir.
Dituliskan CNA, pekan ini, kematian harian mencapai rekor tertinggi melebihi 1.400 orang, di antara jumlah korban tertinggi di dunia.
Baca juga: Waspada! WHO Peringatkan Munculnya Varian Baru Virus Corona yang Lebih Berbahaya
Baca juga: Makanan Rekomendasi WHO untuk Jaga Daya Tahan Tubuh di Tengah Pandemi Covid: Buah dan Sayuran Segar
Baca juga: WHO Ingatkan Bahaya Varian Delta: Tetap Pakai Masker meski Sudah Divaksin
Baca juga: WHO Prediksi Wabah Covid-19 Tahun Ini Lebih Parah, Dipicu Program Vaksinasi yang Turun
Namun, secara keseluruhan, kasus Covid-19 terbanyak ditemukan di Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia, dan Perancis.
Dalam laporan situasi terbarunya, WHO menuturkan bahwa penerapan kesehatan masyarakat yang ketat dan pembatasan sosial, sangat penting.
Selain itu, WHO menyerukan agar mengambil tindakan mendesak untuk mengatasi peningkatan tajam dalam infeksi di 13 dari 34 provinsi di Indonesia.
"Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, dan ini menunjukkan pentingnya penerapan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial yang ketat, terutama pembatasan pergerakan di seluruh negeri," ujar WHO.
Sebagai informasi, tingkat positif harian Indonesia, proporsi orang yang dites yang terinfeksi, rata-rata 30 persen selama seminggu terakhir bahkan ketika jumlah kasus telah turun.
"Tingkat di atas 20 persen berarti penularan sangat tinggi," kata WHO.
WHO menjabarkan bahwa seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Aceh, memiliki tingkat positif di atas 20 persen (dengan outlier), sedangkan Aceh pada 19 persen.
Dampak pandemi pada kesehatan mental
WHO juga memperingatkan dampak kesehatan mental dari pandemi yang terjadi akan berjangka panjang dan luas.
Tak dimungkiri, pandemi memang telah membuat banyak orang merasa cemas dan stres.
Baca juga: Dispensasi Perpanjangan SIM yang Habis saat PPKM Darurat Diperpanjang, Catat Tanggalnya
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Jumat 23 Juli 2021: Rp 979.000 Per Gram
Baca juga: Cuaca Purbalingga Hari Ini, Jumat 23 Juli 2021: Waspada, Hujan Diperkirakan Terjadi saat Malam Hari
Baca juga: Cuaca Purwokerto Hari Ini, Jumat 23 Juli 2021: Diperkirakan Berawan Sepanjang Siang hingga Malam
Kecemasan seputar penularan virus, dampak psikologis dari penguncian dan isolasi diri, telah berkontribusi pada krisis kesehatan mental, bersama tekanan terkait pengangguran, masalah keuangan, dan keterasingan sosial.