Berita Semarang Hari Ini
Daftar Tunggu Permintaan Plasma Konvalesen di Semarang Capai 1.280 Kantong, Ini Penyebabnya
Peningkatan permintaan menyebabkan daftar tunggu penerima donor plasma konvalesen semakin panjang hingga 1.280 kantong per Sabtu (10/7/2021) siang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat permintaan plasma darah konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Semarang semakin meningkat.
Peningkatan tersebut menyebabkan daftar tunggu penerima donor semakin panjang hingga 1.280 kantong per Sabtu (10/7/2021) siang.
“Sejumlah itu daftar tunggu permintaan donor plasma konvalesen yang belum dapat kami penuhi,” terang Pjs Kabag Pelayanan Donor UDD PMI Kota Semarang, Nevi Seftaviani kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (10/7/2021).
Baca juga: Siapkan Rp 12 Miliar, Pemkot Semarang Salurkan Bansos Berbentuk Sembako Selama PPKM Darurat
Baca juga: Salut Buat Pak Romeo, Gratiskan Bubur Ayam Buat Warga Semarang yang Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Penambahan Tempat Isolasi Rumah Sakit di Kabupaten Semarang Terkendala Banyaknya Nakes Positif Covid
Baca juga: Melonjak setelah Libur Lebaran, Petugas di Semarang Makamkan 5-10 Jenazah Pasien Covid Per Hari
Rincian permintaan donor plasma konvalesen yang belum terlayani golongan darah A permintaan 301 kantong dari jumlah pasien 157 orang.
Golongan darah permintaan B 372 kantong, dari jumlah pasien 190 orang.
Golongan darah permintaan O 489 kantong, dari jumlah pasien 201 orang.
Golongan darah permintaan Ab 118 kantong, dari jumlah pasien 0 orang.
Menurut Nevi, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam memenuhi permintaan plasma konvalesen.
Seperti minimnya jumlah pendonor dan ketersediaan Apheresis yakni alat untuk memisahkan antara sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma konvalesen.
Di Jawa Tengah, alat tersebut hanya terdapat di UDD PMI Kota Semarang, UDD PMI Kota Surakarta, dan UDD Kabupaten Banyumas.
Di Kota Semarang hanya ada tiga alat Apheresis, dengan tiga alat tersebut harus mengcover dari Pantura Barat seperti Pekalongan, Kendal, serta Batang.
Meliputi juga Pantura Timur seperti Blora, Grobogan dan sekitarnya.
“Ya memang cakupan wilayahnya cukup luas,” terangnya.
Kendala lainnya, lanjut dia, yaitu minimnya jumlah pendonor plasma konvalesen.
Sebagian besar pendonor masih didominasi oleh pendonor pengganti berasal dari keluarga pasien yang langsung sudah dipesan menjadi donor pengganti bagi keluarganya.
Jumlah pendonor sukarela dari penyintas yang betul-betul datang untuk berdonor bagi pasien yang tak dikenal masih minim.
UDD PMI Kota Semarang perhari bisa mengambil 15 sampai 25 pendonor plasma yang masing-masing bisa menghasilkan 1 hingga 2 kantong.
Di sisi lain, permintaan kantong darah biasa atau non-plasma konvalesen mengalami sedikit penurunan.
Sekira di angka 300 hingga 400 kantong per hari.
Begitupun jumlah pendonor darah ketika memasuki masa PPKM darurat menurun 30 persen atau sekitar 100an orang per pekan.
"Memang khusus jumlah pendonor plasma sudah mulai meningkat."
"Akan tetapi tidak sebanding dengan jumlah permintaan yang juga semakin meningkat,” bebernya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (10/7/2021).
Operasional UDD PMI Kota Semarang dalam melayani permintaan darah berjalan selama 24 jam.
Pendonor plasma konvalesen, layanan dibuka pukul 07.30 hingga pukul 17.00.
Bagi pendonor umum dapat datang pukul 07.30 hingga pukul 20.30.
Pihaknya mengajak para pendonor baik plasma maupun donor darah biasa pasalnya saat donor darah di masa pandemi tetap aman.
Terpenting mematuhi protokol kesehatan lantaran pihak PMI sudah semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan.
“Pihak pendonor atau keluarga pasien juga harus datang dengan prokes sebab jika kurang mematuhi protokol kesehatan tersebut maka usaha dari PMI juga sia-sia,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Masyarakat PMI Jateng, Handoko menjelaskan, di Jawa Tengah ada tiga UDD yang bisa melayani.
Yakni di UDD PMI Kota Semarang, UDD PMI Kabupaten Banyumas, dan UDD PMI Kota Surakarta.
Dari tiga UDD itu permintaan darah plasma konvalesen mencapai 8.259 kantong.
Dari jumlah permintaan itu, masih hanya bisa memenuhi 6.284 kantong pada Kamis (8/7/2021).
“Permintaan tertinggi dari UDD PMI Kota Surakarta mencapai 4.814 kantong disusul Kabupaten Banyumas yang capai 2. 273 kantong."
"Untuk Kota Semarang di kisaran angka permintaan 1.000an kantong,” ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (10/7/2021).
Dia mengungkapkan, selama diberlakukan PPKM Darurat kurang lebih terjadi peningkatan permintaan donor plasma konvalesen berkisar 50 persen yang dimulai 1 Juli 2021.
PMI hanya mampu penuhi 15 persen dari angka 50 persen tersebut.
“Kami maksimal mencoba memenuhi pemintaan tersebut."
"Dari 3 UDD tersebut mampu mengolah darah plasma konvalesen, namun kendalanya adalah terbatasnya pendonor penyintas,” ucapnya.

Baca juga: DPRD Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2020 Kendal, Wabup: Kami Teruskan ke Gubernur
Baca juga: Enam Jalur Masuk Kendal Ini Disekat, Disuruh Putar Balik Jika Tak Bawa Bukti Vaksinasi
Menurutnya, terbatasnya jumlah pendonor penyintas lantaran kesadaran pendonor yang masih dipengaruhi beberapa faktor mulai belum tahunya kalau darahnya bisa membantu terapi.
Kemudian tak tahu prosedur cara mendonorkan darah plasma.
“Bisa juga tidak mau mau donor karena truma atau sakit,” ungkapnya.
Penyintas Covid-19, Muhamad Ngainirrichadl atau akrab disapa Richadl mengatakan, telah melakukan donor plasma konvalesen.
"Saya ingat waktu kena Covid-19 harus antre panjang untuk mendapatkan plasma konvalesen."
"Ketika itu antrean sampai 60 per golongan darah."
"Saking panjang antrean belum dapat plasma saya sudah sembuh," terang Sekretaris Komisi B DPRD Jateng ini.
Selepas sembuh, dia pun mendatangi PMI Kota Semarang atas kesadaran diri sendiri.
Dia mendonorkan plasma darahnya.
Sebagai penyintas, plasma darahnya sangat dibutuhkan bagi penderita Covid-19.
"Awalnya sih ragu namun saya mantapkan dengan niat ladang ibadah," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (10/7/2021).
Dia mengungkapkan, pengamalan mendonorkan plasma awalnya dicek darahnya.
Ternyata plasma darahnya terhitung bagus.
Selang sehari kemudian darahnya baru diambil.
"Saya tidak merasakan apa-apa saat donor."
"Tidak merasakan sakit," ujarnya.
Dia mengungkapkan, para penyintas Covid-19 diharapkan melakukan aksi kemanusiaan dengan mendonorkan darah plasma sebagai bentuk kepedulian terhadap para penderita Covid 19.
Apalagi ahli kedokteran menyebut, plasma penyintas sebagai salah satu obat penyembuh pasien Covid-19.
Dengan gerakan kemanusiaan itu, dia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir.
Apalagi ahli kedokteran menyebut, plasma penyintas sebagai salah satu obat penyembuh pasien Covid-19.
"Mari datang ke PMI terdekat untuk donorkan darah plasma tanpa memandang latar belakang penerima donor," tuturnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Juragan Tempe Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Pait Pemalang, Tiba-tiba Nyebur ke Sungai Dini Hari
Baca juga: Rumah Sakite Ojo Kemprohlah: Ganjar Kecewa Saat Sambangi RSUD dr M Ashari Pemalang
Baca juga: Pemkab Pekalongan Buka Lowongan untuk 99 Relawan Kesehatan setelah 205 Nakes Positif Covid
Baca juga: Ganjar Cerita Kesedihannya Saat Kunjungi Pemalang dan Pekalongan: Tolong Bisa Tegas Lagi