Berita Banjarnegara Hari Ini
Yuks Menyapa Kartini, Si Pande Besi Asal Banjarnegara, Tenaganya Tak Mau Kalah dengan Lelaki
Suara dentang menggema dari sebuah rumah pande besi di Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (9/7/2021).
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Sosok pahlawan Indonesia, RA Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi.
Dia adalah simbol kebangkitan perempuan untuk merdeka dari praktik diskriminasi yang tak adil bagi kaum hawa.
Seabad lebih sepeninggal Kartini, kini lahir sosok-sosok Kartini baru yang tangguh.
Suara dentang menggema dari sebuah rumah pande besi di Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (9/7/2021).
Baca juga: Ganjar Lihat BOR RS Banjarnegara Ini Sudah Tinggi: Siapkan Rumah Sakit Rujukan, Jadikan Satu!
Baca juga: Warga Limbangan Tak Sabar Menanti Jembatan Plipiran Banjarnegara Selesai, Baru Capai 80 Persen
Baca juga: Momentum Gubernur Jateng ke Banjarnegara, Ganjar: Terima Kasih Pak Bupati
Baca juga: Bisa Tiru Cara Petani Banjarnegara Ini, Ruswanto Usir Tikus Gunakan Ular dari Pelepah Daun Pisang
Kartini (63) bersama dua pekerja lelaki menumbuk besi yang telah dipanaskan.
Meski perempuan, tenaganya seakan tak mau kalah dengan pekerja lelaki lain.
Dia menarik napas saat mengangkat tinggi bodem di tangannya.
Matanya fokus mengincar ujung batang besi yang menjadi sasaran pukulannya.
Ia memukulkan bodemnya ke arah besi yang masih menyala.
Besi keras itu masih memerah usai dibakar dengan suhu tinggi.
Dengan pukulan yang bertubi-tubi, Kartini dan teman kerjanya berhasil memipihkan besi tebal itu menjadi tipis dan tajam.
Menjadi pande besi adalah pekerjaan berat karena butuh tenaga ekstra.
Tiap hari pekerja harus memipihkan besi keras menjadi berbagai peralatan untuk dijual.
Untuk menjadi pipih dan tajam, besi itu harus terus dipukul menggunakan bodem besi berkekuatan lebih.
Tak ayal pekerjaan berat itu identik dijalankan oleh lelaki yang lebih bertenaga.
Pun tidak sembarang lelaki yang mau melakoni pekerjaan berat itu.
Tetapi Kartini membuktikan, profesi yang bisa dilakukan kaum pria, bisa juga dilakukan kaum hawa.
Wanita itu sudah puluhan tahun menekuni pekerjaan sebagai pande besi bersama suaminya, Sukarjo.
Dia biasa berperan sebagai tukang pukul.
"Saya jadi tukang pukul."
"Mulai anak saya masih kecil sudah jadi pande besi," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (9/7/2021).
Awalnya tak mudah bagi Kartini menjalani pekerjaan kasar itu.
Pertama menjalani profesi itu, tangannya sempat bengkak.
Tubuhnya ngilu.
Tetapi ia tak menghentikan pekerjaannya.
Bagaimanapun, mata pencaharian itu untuk menopang ekonomi keluarganya.
Kartini lama-lama terbiasa.
Ia menjadi perkasa dan tak lagi merasakan sakit karena pekerjaan.
Kini, usia Kartini mulai lanjut.
Otot-ototnya mulai mengendur.
Kulitnya banyak berkerut.
Tapi Kartini belum mau pensiun dari pekerjaannya.
Meski tenaganya tak sekuat dulu, keperkasaannya masih kentara.
Dia masih kuat mengayunkan bodem untuk menumbuk besi menjadi senjata tajam.
Yang hebat dari Kartini, meski menjalani pekerjaan lelaki, ia tak lantas melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.
Dia jelas lebih tangguh dari pekerja pria.
Bagaimana tidak, saat pekerja pria bisa bersantai dan istirahat di sela kerja, Kartini masih memiliki pekerjaan lain yang menumpuk di rumah.
Sebagaimana ibu rumah tangga lain, Kartini harus memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
"Ya masak, ya tukang pukul (besi)," katanya. (*)
Baca juga: Tak Terima Diputus Cinta, Pemuda di Brebes Ini Siram Siswi SMK Pakai Air Keras
Baca juga: ASN Pemkot Tegal Dilarang Cuti Hingga Bepergian Luar Kota, Johardi: Berlaku Selama PPKM Darurat
Baca juga: Juragan Tempe Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Pait Pemalang, Tiba-tiba Nyebur ke Sungai Dini Hari
Baca juga: Pemkab Pati Berduka Malam Ini, Kepala BPKAD Turi Atmoko Meninggal Dunia