Berita Jawa Tengah

Mengintip Aktivitas Pemuda Patakbanteng Wonosobo, Sulap Sampah Plastik Jadi Batako Hingga BBM

Tabung tempat sampah dipanaskan itu terhubung dengan pipa besi hingga uap menjadi BBM yang mengalir ke botol mineral. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Sampah plastik masih jadi masalah serius bagi lingkungan.

Ini pula yang sempat dirasakan warga Desa Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Terlebih desa itu merupakan kawasan wisata pendakian Gunung Prau.

Selain sampah rumah tangga, sampah dari kegiatan pariwisata pun cukup menganggu. 

Sampah sampai menumpuk di Sungai Serayu hingga mengganggu usaha pertanian warga karena air tercemar. 

Tapi itu cerita dahulu.

Baca juga: Kisah Sukses Petani di Kejajar Wonosobo, Berangkat Haji dan Kuliahkan Anak Menjadi Dokter

Baca juga: Dirikan KPSM, Cerita Pemuda Desa Patakbanteng Wonosobo Atasi Masalah Sampah di Hulu Serayu

Baca juga: Pengusaha Carica di Dieng Wonosobo Kembali Harus Gigit Jari Tahun Ini, Imbas Larangan Mudik Katanya

Baca juga: Kesepakatan Warga Desa Kalimendong Wonosobo, Siapapun Halal Sembelih Ayam yang Lepas dari Kandang

Tepatnya, sebelum warga membangun tempat pengolahan sampah sementara yang dikelola kelompok pemuda. 

Kini, tiap hari, beberapa pemuda berbagi tugas untuk mengambil sampah rumah tangga untuk dibawa ke tempat penampungan sementara.

Di sana, sudah ada beberapa pemuda lain yang menunggu untuk memilah sampah masyarakat. 

Sampah yang bernilai jual dipisahkan lalu dijual ke pengepul untuk menutup operasional pengelola. 

"Oleh warga, sampah dimasukkan kantong dan diletakkan di depan rumah."

"Nanti ada yang mengambil," kata Dani Setiawan, Ketua Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Tunggul Wulung, Desa Patakbanteng kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (19/6/2021). 

Tetapi ada yang menarik di luar kegiatan itu. 

Pengelola ternyata punya target, sebisa mungkin pengolahan sampah berakhir di tempat mereka. 

Karena itu, mereka berusaha berinovasi untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai guna. 

Mereka mengolah sampah organik menjadi pupuk untuk mendukung usaha pertanian warga.

Adapun sampah anorganik, selain dijual, mereka mengolahnya menjadi batako. 

Sampah-sampah plastik dipanaskan dengan suhu tertentu, lalu dicetak menggunakan alat press. 

Batako berbahan limbah ini pun diklaim lebih kuat dari batako pada umumnya. 

"Ini kelebihannya lebih kuat dibanding batako dari cor," katanya.

Kreativitas anak-anak muda ini tak sampai di situ.

Mereka kini berinovasi untuk menyulap sampah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Para pemuda di KPSM Tunggul Wulung, Desa Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sedang mengolah sampah plastik menjadi BBM, Sabtu (19/6/2021).
Para pemuda di KPSM Tunggul Wulung, Desa Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sedang mengolah sampah plastik menjadi BBM, Sabtu (19/6/2021). (TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI)

Baca juga: Angkutan Air Sungai Serayu Diuji Coba 20 Juni 2021, Dishub Banyumas Libatkan Perahu Warga

Baca juga: Kuwemas Siap Bantu Pemkab Banyumas, Sosialisasikan SOP Hajatan Hingga Tingkat Desa

Mereka bekerja sama dengan Irhamto, petani Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Dimana Irhamto telah berhasil menciptakan alat untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar minyak. 

Irhamto merakit alat itu dari bahan besi semisal drum serta botol air mineral untuk menampung minyak. 

Mulanya sampah plastik dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari drum besi.

Sampah itu kemudian dibakar atau dipanaskan dengan suhu tertentu. 

Uniknya, ia tak memakai gas elpiji untuk memanaskan, melainkan limbah oli yang didapat dari bengkel.

Ini sekaligus untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dari limbah oli di masyarakat. 

Tabung tempat sampah dipanaskan itu terhubung dengan pipa besi hingga uap menjadi BBM yang mengalir ke botol mineral. 

"Bahan bakarnya juga kami manfaatkan dari limbah oli."

"Sehingga diharapkan oli tidak terbuang yang bisa mencemari lingkungan," katanya.

Dia pun membuktikan langsung BBM dari sampah itu bisa dipakai sebagaimana bensin atau solar pada umumnya.

Ia coba menuangkan BBM hasil pembakaran sampah ke tangki mesin pencacah sampah

Mesin yang biasa menggunakan solar itu pun langsung menyala dan bisa dioperasikan. 

Irhamto mengatakan, sebenarnya masih ada tahapan lagi atau proses penjernihan sehingga produk itu sempurna.

Produk BBM dari sampah ini bisa juga dipakai untuk menghidupkan kendaraan, atau mesin-mesin lain yang memakai bahan bakar fosil. 

Dia berharap, inovasi teknologi pengolah sampah semacam ini bisa memotivasi masyarakat untuk bisa mengolah sampah di sekitar mereka.

Dengan kreativitas itu, ia berharap sampah masyarakat tidak sampai dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang kapasitasnya terbatas. 

"Targetnya, sampah masyarakat bisa diolah dan selesai sampai di sini," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: 1.752 Keluarga Penerima Manfaat di Karanganyar Sudah Terima KKS, Bisa Langsung Dicairkan

Baca juga: 100 Hari Kerja, Bupati Kebumen Klaim Seluruh Programnya Terlaksana

Baca juga: PT KAI Luncurkan KA Nusa Tembini, Layani Rute Cilacap-Yogyakarta PP Setiap Akhir Pekan

Baca juga: Fotografer Pernikahan di Banyumas Protes: Pas Momen Ramai, Hajatan Dilarang

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved