Berita Jawa Tengah
Bantu Pemulihan Warga Pasca Banjir, Empat Delegasi Untidar Magelang di NTT, Mereka Lakukan Ini
Wilayah yang menjadi fokus utama Untidar Magelang untuk dipulihkan adalah yang mengalami kerusakan parah dan masih banyak yang belum tercover bantuan.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MAGELANG - Setelah beberapa waktu lalu dilanda bencana banjir, warga Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai berbenah memulihkan kondisi wilayah mereka.
Banjir yang melanda hampir semua wilayah di NTT ini cukup mengejutkan dan tidak terprediksi oleh siapapun.
Mengingat wilayah tersebut termasuk ke dalam wilayah bersuhu tinggi dan sebagian besar wilayahnya berupa pasir dan batu karang.
Baca juga: Lakukan Testing dan Tracing Lebih Banyak Lagi, Ganjar Pranowo: Upaya Preventif Tekan Kasus di Jateng
Baca juga: Najelaa Shihab Temui Gubernur Ganjar Pranowo, Ajak Berkolaborasi Tingkatkan Pendidikan di Jateng
Baca juga: Saran dan Usulan DPRD Jateng: Micro Lockdown Tingkat RT Paling Tepat Diterapkan di Kudus
Baca juga: Polda Jateng Kerahkan 8 Water Cannon, Siap Semprotkan Disinfektan di Seluruh Sudut Kudus
Tidak ada tindakan mitigasi sama sekali dan tentu mereka sangat tidak siap untuk bencana ini.
Di Kupang contohnya, bangunan yang ada, tidak siap menghadapi hujan apalagi badai.
Karena intensitas hujan di wilayah tersebut memang sangat minim.
Dalam rentan waktu setahun, jumlah hujannya bisa dihitung jari.
Juga karena provinsi tersebut masuk ke dalam kategori daerah kepulauan, kemungkinan untuk banjir seperti sangat kecil.
Masyarakat setempat menyebut bencana banjir itu dengan sebutan "Seroja" atau singkatan dari Serangan Roh Jahat.
Sebutan itu karena memang sebagian masyarakat masih menjunjung tinggi adat dan kebudayaan daerah masing-masing.
Mereka beranggapan bencana itu untuk mengusir roh roh jahat yang menempati daerah mereka.
Penyebutan ini tidak ujug-ujug muncul karena juga sesuai urutan penamaan siklon tropis dari BMKG secara internasional.

Dimana menyebutkan bahwa bencana banjir di NTT disebabkan oleh Siklon Seroja.
Banjir tersebut mengakibatkan kerusakan yang luar biasa.
Butuh waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit pula.
Oleh karenanya sebagai wujud nyata pengamalan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian, empat delegasi dari Universitas Tidar (Untidar) Magelang terbang ke NTT.
Mereka ke sana untuk serta dalam membantu pemulihan wilayah.
Wilayah yang menjadi fokus utama untuk dipulihkan adalah yang mengalami kerusakan parah dan masih banyak yang belum tercover bantuan.
Pada 31 Mei 2021, delegasi dari Untidar Magelang berangkat ke daerah Tuak Daun Merah (TDM) dan Amnuban untuk menyerahkan alat mandi, vitamin, dan paket sembako kepada 60 keluarga.
Hari berikutnya atau pada 1 Juni 2021 menempuh perjalanan sekira 15 jam dari Kupang untuk menyerahkan paket sembako dan alat dapur.
Berupa kompor, wajan, minyak tanah kepada 35 kepala keluarga di Kabupaten Malaka, tepatnya di Desa Forekmodok, Lamudur, dan Kleseleon.
Pada 3 Juni 2021 mereka berlayar ke destinasi terakhir yaitu Pulau Kera untuk menyerahkan bantuan berupa bahan bangunan untuk pembuatan sekolah di pulau tersebut. (*)
Baca juga: BKSDA Pulangkan 47 Burung Kakatua Kecil Jambul Kuning ke Habitat Asli di NTT
Baca juga: 63 Warga Tertimbun Longsor di Ileboleng Flores Timur NTT, Evakuasi Terkendala Alat Berat
Baca juga: Enam Oknum Ditkrimsus Polda NTT Terancam Dipecat, Diduga Peras Tersangka Korupsi Hingga Rp 700 Juta
Baca juga: Gubernur NTT: Buka Kembali Pasar, Kembali Bekerja, Anjuran WHO Tidak Cocok di NTT