Berita Jawa Tengah

Awas Muncul Prepegan Penyakit Jelang Lebaran, Gubernur Jateng Minta Kepala Daerah Lakukan Ini

"Istilah prepegan berasal dari bahasa Jawa yakni mrepeg yang maknanya mendesak, mendadak, tergesa-gesa." Gubernur Jateng minta mewaspadai hal ini.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
PEMPROV JATENG
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Plt Asisten Bidang Pemerintahaan Setda Jateng, Yulianto Prabowo saat rapat bersama Mendagri, Senin (3/5/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Menjelang Lebaran, biasanya pasar tradisional hingga mal dipadati masyarakat.

Belum lagi adanya pasar kaget atau tiban yang hanya ada saat mendekati hari-hari besar keagamaan.

Kerumunan warga di pasar tradisional dan mal berpotensi meningkatkan penularan Covid-19.

Oleh karena itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada Bupati dan Wali Kota untuk mewaspadai kerumunan.

Baca juga: Viral Bocah 12 Tahun Sopiri Truk Peti Kemas, Ini Kata Asosiasi Pengusaha Truk Jateng DIY

Baca juga: Disnakertrans Jateng Ingatkan Pengusaha Segera Bayar THR, Terjunkan 146 Pengawas untuk Awasi

Baca juga: Ganjar Pranowo Apresiasi Demo Hari Buruh di Jateng yang Tertib

Baca juga: Mengapa Justru Lebih Banyak yang Keluar Jateng di Masa Larangan Mudik? Ini Analisis Ganjar Pranowo

"Kami minta agar diatur para pedagangnya."

"Biasanya para pedagang terfokus di satu titik, diatur, dipecah jadi lima titik misalnya," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Senin (3/5/2021).

Menurutnya, karena prepegan menjelang Lebaran harus dilakukan penjagaan ketat terkait potensi keramaian tersebut.

Momen prepegan sebelum Lebaran, kata dia, merupakan momen masyarakat untuk menjemput rezeki.

Namun, semuanya harus diatur, memakai masker, menjaga jarak, dan aturan protokol kesehatan lainnya.

"Di prepegan juga ada rezeki."

"Tapi jangan sampai ada prepegan penyakit," tandasnya.

Prepegan merupakan tradisi yang ada di masyarakat Jawa terutama di daerah Pantai Utara (Pantura).

Di momen ini, biasanya masyarakat mencari sesuatu yang dibutuhkan saat Lebaran.

Misalnya, belanja baju, kue, perabotan, serta bahan makanan khas.

Sejarawan Pantura, Wijanarto menuturkan prepegan bisa diartikan sebagai situasi menjelang atau menyambut Idulfitri.

"Istilah prepegan berasal dari bahasa Jawa yakni mrepeg yang maknanya mendesak, mendadak, tergesa-gesa."

"Berdasarkan kebiasaan, ada dua prepegan, yakni cilik pada H-2 dan gedhe pada H-1," kata Wijan, sapaannya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (3/5/2021).

Pada dua hari itu, masyarakat seakan berlomba mencari perlengkapan atau kebutuhan Lebaran.

Dalam memaknai momen prepegan, kata dia, ada satu hal yang menarik.

Yakni tradisi yang bisa menggeser makna spiritual menjadi duniawi.

"Pada konteks ini, di prepegan terdapat pasar dan komodifikasi yang membentuk perilaku manusia dalam memaknai Idulfitri," ujarnya.

Wijan menambahkan, kondisi ini bagus untuk masyarakat karena dalam tradisi prepegan terdapat perputatan uang yang pastinya cukup tinggi.

Dengan begitu, kondisi perekonomian diharapkan bisa membaik. (Mamduh Adi)

Baca juga: 400 Pemudik Tiba di Kendal, Catatan Kepolisian Hingga 22 April 2021

Baca juga: Tak Hanya Rusak, Banyak Hydrant yang Tertutup Lapak Pedagang, Hasil Pengecekan Satpolkar Kendal

Baca juga: 13 Perusahaan di Jateng Bakal Cicil Pembayaran THR, Terbanyak Ada di Kota Semarang

Baca juga: Minimarket di Tlogosari Kulon Semarang Dibobol, Maling Panjat Pohon Mangga, Masuk Lewat Ventilasi

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved